TEMPO.CO, Jakarta – Kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi telah menjadi perbincangan publik akhir-akhir ini. Satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami-istri, serta dua anaknya yang masih berusia 9 dan 7, tewas mengenaskan.
Baca juga: 2 Hari Sebelum Pembunuhan, Haris Unggah Status Ini di Facebook
Sehari setelah dilakukannya proses pencarian pelaku, pihak kepolisian akhirnya menetapkan sepupu salah satu korban (istri korban), sebagai tersangka. Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono, motif sementara Haris melakukan pembunuhan ini lantaran kerap dimarahi oleh korban.
Hingga saat ini, kasus pembunuhan yang dilakukan oleh saudara atau keluarga dekat marak terjadi. Menurut sebuah jurnal yang berjudul The Howard Journal of Criminal Justice, terdapat empat tipe atau karakteristik seseorang yang dapat melakukan pembunuhan keluarga terdekat.
1. Menganggap diri paling benar
Seseorang yang selalu menganggap diri paling benar di dalam keluarga patut diwaspadai. Hal ini terjadi karena ia selalu mematok keluarga harmonis sebagai acuan. Sehingga, disaat keluarga mereka sedang mengalami kehancuran, ia akan menyalahkan kepala keluarga yang seharusnya bertanggung jawab atas semuanya. Akibatnya, ia tak segan menghabisi keluarga yang tidak sesuai dengan harapannya.
2. Anomie
Menurut ilmu sosiologi, anomie adalah kondisi dimana seseorang dicirikan oleh kehancuran atau ketiadaan norma dan nilai sosial. Dalam hal pembunuhan satu keluarga, seseorang biasanya dikaitkan dengan uang. Sebagai contoh, ayah memiliki peran untuk menafkahi keluarga. Di saat ayah merasa tidak berhasil menafkahi keluarga, ia merasakan kehancuran karena tidak bisa bergerak sesuai dengan fungsinya. Oleh karena itu, lebih baik dirinya bersama keluarga menyudahi kehidupan mereka.
3. Penuh kekecewaan
Seseorang yang sering mengalami kekecewaan memiliki kemungkinan untuk menyelesaikan kehidupannya dan keluarga. Kekecewaan ini dapat berupa keluarganya yang telah mengecewakannya dengan cara merusak atau menghancurkan visinya tentang kehidupan keluarga yang ideal. Sebagai contoh, kekecewaan kepada anak-anak yang tidak lagi mengikuti adat, agama atau budaya tradisional keluarga mereka.
4. Paranoid
Paranoid dalam hal ini dirumuskan dengan ketakutan akan ancaman eksternal yang mungkin akan diterima keluarga mereka. Hal ini dapat berupa ancaman melalui sistem hukum seperti penangkapan akibat suatu kasus. Mereka dalam hal ini sangat khawatir akan dituntut atau terpisah dari anak-anak dan keluarga. Oleh sebab itu, seseorang memiliki motivasi untuk membunuh dengan tujuan melindungi keluarga.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | PSYCHCENTRAL | BBC