TEMPO.CO, Jakarta - Berita perceraian pasangan Gisella Anastasia dan Gading Marten telah mengejutkan publik. Pasalnya, keluarga ini tampak harmonis dan mesra di depan awak media. Pendaftaran gugatan cerai yang dilayangkan Gisella melalui kuasa hukumnya pada 19 November 2018 kepada Gading pun dibenarkan Humas Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Baca: Rumah Tangga Gading Marten Retak, Muncul Gosip Orang Ketiga
Dalam sebuah unggahan di akun Instagram Gading dan Gisella, @gadiiing dan @gisel_la, keduanya berjanji untuk tetap baik dalam membesarkan Gempita, anak hasil pernikahan mereka. Pada unggahan terakhir berlatar hitam, Gading menulis: “...it’s not easy and it’s not gonna be... kami akan selalu baik-baik saja utk Gempi.”
Gisela pun menuliskan hal yang sama. Dalam unggahan foto terakhirnya yang menampakan foto keluarga saat merayakan ulang tahun Gisella beberapa waktu lalu, Gisella menulis: ”...Mohon kebesaran hatinya untuk tidak menyebarkan berita yg tidak betul adanya karena kami ingin terus menjadi partner yang baik untuk mengasihi dan membesarkan Gempita sampai nanti walaupun jalannya tidak sempurna seperti mestinya..”
Lantas bagaimana cara terbaik bagi mereka untuk membesarkan Gempita setelah bercerai? Intip cara membesarkan anak yang baik bila orang tuanya bercerai seperti dilansir psychologytoday dan parents.com.
1. Memikirkan kualitas dibandingkan kuantitas
Dalam hal ini, pasangan yang baru saja bercerai tentunya ingin menghabiskan banyak waktu dengan buah hati. Kesimpulan yang mungkin didapat adalah membagi waktu 50:50. Namun, menurut studi terbaru, kuantitas waktu yang digunakan bersama anak tidak menentukan seberapa baik orang tua dalam membesarkannya. Justru dengan melakukan aktivitas seperti anak Anda tinggal bersama istri dan Anda menjemputnya setiap pagi untuk pergi ke sekolah terbukti menciptakan cara terbaik untuk membesarkan anak.
Baca: Gading Marten Digugat Cerai, #savegempi Jadi Trending Topic
2. Membiarkan anak yang menentukan jadwal
Anda mungkin berpikir bahwa anak Anda tidak cukup dewasa untuk menentukan jadwal bertemunya dengan Anda. Namun, anak tahu apa yang mereka butuhkan. Saat Anda membiarkan anak Anda menentukan kapan waktu bertemu ibu atau ayahnya, ia merasa bahwa dirinya dihargai dan diberi kebebasan tanpa kekangan. Untuk menjaga keputusannya agar tetap terkontrol, Anda dapat memberikannya kalender dan stempel yang menggambarkan ibu/ayah. Misalnya, saat ia ingin bersama ibunya, ia dapat memberi stempel ibu pada tanggal tersebut.
Baca: Gading Marten dan Gisella Akan Cerai? Intip 4 Gaya Mesra Mereka
3. Hadiri acara pentingnya secara bersama-sama
Banyak orang tua yang mungkin enggan untuk bertemu kembali dengan mantan istri atau suami mereka. Namun, menurut seorang sosiologis dan penulis buku Raising Happiness: 10 Simple Steps for More Joyful Kids and Happier Parents, Christine Carter, menghadiri acara-acara penting anak Anda secara bersamaan dengan mantan istri atau suami Anda merupakan salah satu cara terbaik untuk membesarkan anak. Dalam hal ini, Anda dapat membuktikan kepada anak Anda bahwa perceraian yang terjadi tidak akan menurunkan intensitas kebersamaan, dukung dan beri kasih sayang Anda sebagai orangtua. Sebagai contoh, Anda dan mantan istri atau suami dapat datang pada acara pesta ulang tahun atau pertunjukan teaternya.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | PSYCHOLOGYTODAY | PARENTS | INSTAGRAM