Menurut ahli gizi Tan Shot Yen, penyakit yang tiba-tiba lenyap setelah penerapan DEBM bisa jadi adalah masalah yang disebabkan oleh kelebihan karbohidrat. Tapi, dia menambahkan, mengurangi konsumsi karbohidrat secara drastis terbukti mengakibatkan sakit kepala, rasa lelah dan lesu, serta sembelit.
Baca: Demi Diet, Berapa Kalori Ideal Anda?
Dalam jangka panjang, efek diet sangat rendah karbohidrat serta tinggi protein dan lemak,seperti diet ketogenik,juga mesti diwaspadai. Penelitiankohor selama 20 tahunyang laporannya dipublikasikan National Center for BiotechnologyInformation pada Mei 2017menunjukkan diet rendah karbohidrat, tinggi protein, dan tinggi lemak terbukti berisiko mengakibatkan penyakit jantung, gangguan pembuluh darah, dan perlemakan hati. Penelitian dilakukan dengan membandingkan kelompok yang terpapar diet rendah karbohidrat, tinggi protein, dan tinggi lemak dengan kelompok yang tak terpapar diet tersebut.
Cara memasak dengan menggoreng atau menumismenggunakan minyak yang mengandung lemak trans jugameningkatkan risiko gangguan jantung dan pembuluh darah. “WHO (Badan Kesehatan Dunia) saja gigih menghapus lemak trans pada 2023,” ucap Tan.
Ilustrasi diet. shutterstock.com
Alih-alih mengikuti diet yang berisiko, baik Tan maupun Gaga menyarankan orang-orang menerapkan diet seimbang. Meski prosesnya lambat, jika diet diterapkan dengan konsisten, badan akan sehat.
Dalam diet ini, porsi karbohidrat 50-55 persen dari makanan yang dikonsumsi dan sebaiknya berasal dari nasi serta buah-buahan. Selain itu, karbohidrat sederhana yang mudah dicerna, seperti tepung dan gula, seyogianya dihindari. Adapun lemak maksimum 30 persen dan protein 15-20 persen. “Juga jangan lupa serat, karena ini mengurangi serapan lemak dan kolesterol. Ditambah selingan buah-buahan yang berair banyak,” kata Gaga.
Baca: Lemak, Benarkah Biang Keladi Kegemukan? Cek 5 Khasiatnya
Berolahraga, menjaga kebersihan, dan minum tak boleh dilupakan. Tan juga menyarankan berolahraga 30 menit setiap hari, mencuci tangan sebelum makan, dan memproses makanan. “Serta cukup minum,”tuturnya.
NUR ALFIYAH, ANWAR SISWADI (BANDUNG) | MAJALAH TEMPO