TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa bencana alam sempat terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu. Ada gempa Lombok, ada pula gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala. Terakhir, ada ratusan penumpang pesawat JT 610 yang hilang nyawanya karena kecelakaan pesawat hanya beberapa menit setelah lepas landas. Ratusan korban yang meninggal dalam bencana itu tentunya meninggalkan banyak keluarga terkasih mereka, termasuk anak. Duka anak karena kehilangan orang yang dicintai juga suatu proses yang sungguh rumit.
Baca: 6 Manfaat Baik Anak Belajar Memasak Secara Aktif
Ketika seorang anak kecil kehilangan orang yang dicintai, orang tua sering kesulitan menjelaskan apa itu kematian, padahal penjelasan itu sangat membantu si kecil untuk tidak berduka terus menerus.
Berikut beberapa saran ahli bagi orang tua dan pengasuh tentang bagaimana berbicara dengan anak mengenai kesedihan dan kematian, mengutip HuffPost, Sabtu 1 Desember 2018:
1. Jujur
“Katakan kepada mereka fakta tentang kematian,” kata psikolog klinis John Mayer. “Jangan menutupi apa kematian itu atau menggunakan ‘obrolan balita’ kepada seorang anak. Jangan menggunakan frasa seperti ‘nenek sedang tidur’. Ini merupakan saat yang tepat untuk mengajari mereka tentang kematian. Jangan menghindarinya.”
Dewan konselor profesional berlisensi Tammy Lewis Wilborn mengatakan bahwa menggunakan "bahasa imut" dan eufemisme dalam upaya untuk melindungi anak-anak dari realitas kematian dan kehilangan justru lebih berbahaya.
2. Dengan tanya jawab
Jenis percakapan yang harus dilakukan orang tua dengan seorang anak setelah kematian orang yang dicintai tergantung pada hubungan anak dengan orang yang meninggal tersebut.
Oleh karena itu, penting untuk menanyai anak tentang hal itu atau menawarkan untuk menjawab pertanyaan apa pun yang dia ajukan. Mulailah dengan pertanyaan yang bisa menjadi jalan masuk ke percakapan inti, kata Wilborn. “Anda tidak perlu memberikan detil spesifik tentang bagaimana orang itu meninggal, terutama jika kita berurusan dengan kesedihan traumatis. Mereka tidak membutuhkan semua informasi, tetapi mereka membutuhkan detil yang cukup sesuai usia untuk memahami bahwa seseorang telah meninggal dan tidak akan kembali.
Baca: Intip Cara Maudy Koesnaedi Mendidik Anak Hadapi Kerasnya Hidup
3. Pahami bahwa emosi mereka rumit
“Kesedihan adalah proses yang rumit, jadi perasaan sedih datang dengan berbagai pemikiran, emosi dan perilaku,” kata Wilborn. Sementara orang tua mungkin mengira anak mereka sedang merasakan marah, sedih, bingung, atau bahkan bersalah karena kehilangan, ada perubahan perilaku yang bisa lebih sulit dipahami, seperti perubahan pola tidur, makan, dan bermasalah pada kinerja sekolahnya. Kadang-kadang orang tua juga bingung ketika si anak tidak terlihat begitu sedih meskipun kehilangan orang yang dicintainya.