TEMPO.CO, Jakarta - Para pekerja seni lukis tentu membutuhkan klien. Klien biasanya memiliki ide yang akhirnya diartikan oleh para pelukis dalam bentuk gambar. Biasanya ada saja klien yang cerewet dan meminta mengubah gambar itu berkali-kali karena merasa tidak sesuai dengan keinginannya. "Saya pernah tuh mendapatkan klien seperti itu. Gambar sepertinya sudah diedit 10 kali," kata ilustrator Sendi Siswadi pada acara Visual: Arah Baru dalam Tutur Bercerita yang diadakan oleh Senyawa +, di Kemang, Jakarta pada 1 Desember 2018.
Baca: Tak Capai Target, Pekerja di Cina Minum Urin dan Makan Kecoak
Creative Advisor Kreavi, Anton Mutolz mengatakan ada cara khusus untuk menangani klien macam ini. Mutolz menjelaskan pertama yang harus dipahami para pekerja kreatif adalah garis antara pride and price alias harga diri atau jual diri. "Kita lebih condong ke pride and price ini terserah diri masing-masing, sesuai kondisi," katanya pada kesempatan yang sama.
Menurut Mutolz, para kreator atau ilustrator dan pekerja seni lukis biasanya tidak terlalu mematok harga ketika mereka berada di awal karier mereka. "Tapi akhirnya sekarang memiliki patokan," katanya.
Salah satu tips dari Mutolz, sebaiknya mereka tetap mengambil beberapa klien yang tidak bisa membayar mereka dengan harga tinggi, atau bahkan tidak memberikan tarif. Beberapa klien yang model ini biasanya lembaga swadaya masyarakat yang sudah punya nama besar. Klien lain adalah perusahaan untuk proyek Corporate Social Responsibility perusahaan itu. "Pada klien ini, Anda harus tetap memberikan performa terbaik Anda walau tidak dibayar," kata Motulz.
Baca Juga:
Menurut Motulz, klien yang membayar dengan tarif murah biasanya tidak cerewet dan membiarkan si pelukis berkreasi dengan pikirannya. "Karya dari klien semacam ini bisa meningkatkan pride Anda karena Anda bekerja sesuai dengan kebebasan ide Anda. Hal ini menjadi bahan portofolio Anda," kata Mutolz.
Nah, ketika Anda sudah memiliki banyak portofolio, Anda akan memiliki posisi tawar yang tinggi khususnya untuk klien yang mampu membayar besar. Mutolz menduga klien yang cerewet dan banyak mau biasanya berasal dari kalangan ini. "Anda tinggal pamerkan saja, Anda sudah membuat karya apa saja," katanya.
Bila si klien banyak maunya, Anda bisa mengatakan Anda lebih ahli di bagian tertentu. Bila tidak sesuai klien, katakan kepada klien bahwa Anda memiliki kawan yang lebih sesuai dengan kemauan klien. "Dengan melihat banyak portofolio kita, mereka biasanya ingin agar tetap kita yang tangani proyek itu. Nah, dengan begitu, price Anda jadi tinggi," kata Motulz.
Namun ia juga biasanya mau mendengar arahan kita untuk mendapatkan masukan dari ahli lain. "Mereka pun jadi tidak masalah mempekerjakan dua ahli. Orang mereka memiliki uang," kata Mutolz.
Baca: Pekerja Tolak UMP Rp 3,9 Juta yang Ditetapkan Anies Baswedan
Portofolio yang banyak juga bisa membuat klien lebih yakin dengan hasil kerja pekerja seni. Mereka juga akan semakin yakin dengan hasil kerja orang dengan melihat siapa saja yang pernah mempekerjakan orang itu. "Dengan begitu, mereka tidak akan banyak minta dan membiarkan kita berkreasi lebih," katanya.