TEMPO.CO, Jakarta - Banyaknya informasi hoax atau kabar tidak benar tentang dunia kesehatan yang saat ini beredar, membuat Dekan Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia Ari Fahrial Syam, merasa miris. "Ketika banyak informasi kesehatan yang benar di mata masyarakat, maka dengan sendirinya komposisi berita hoax dan tidak hoax akan berimbang dan syukur-syukur apabila judul berita yang benar itu bisa diyakini masyarakat," kata Ari.
Baca: Begini Cara WhatsApp Tangkal Penyebaran Pesan Hoax
Hal itu disampaikan Ari saat mengisi acara Seminar Awam bertema "Kanker Usus Besar Bisa Dicegah dan Diatasi" dan peluncuran aplikasi berbasis android Apa Kata Dokter. Kegiatan tersebut berlangsung di Ruang Senat Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis 6 Desember 2018.
Ari menuturkan dirinya banyak menemui pasien yang datang kepadanya sudah termakan informasi hoax terlebih dahulu. "Kenyataannya masyarakat kita terkadang tidak berpikir kritis, jika dia mengetahui informasi tentang suatu hal, tidak tahu sumbernya, langsung diuji coba, misalnya batu empedu, cara mengobatinya dengan minum garam Inggris," kata Ari.
"Benar keluar, buang air benar, tetapi batu (empedunya) tetap masih ada, itu diyakini bener, itu," lanjutnya.
Belajar dari pengalaman tersebut Ari akhirnya membuat aplikasi Apa Kata Dokter. Aplikasi kesehatan berbasis Android ini berisi artikel kesehatan, tanya jawab perihal masalah kesehatan dan seputar pelayanan kesehatan.
Aplikasi ini dikelola langsung oleh Ari. Sayangnya, aplikasi tersebut hanya bisa diakses oleh orang-orang yang sistem smartphone-nya android. Mengenai hal tersebut Ari mengatakan saat ini aplikasinya masih dalam tahap pengembangan dan akan terus ditingkatkan agar bisa diakses juga oleh para pengguna ponsel pintar berbasis iOS.
Baca: Pemilik Akun IG Ini Mengaku Awalnya Bikin Hoax untuk Lawan Ahok
"Saya ingin masyarakat lebih aware terhadap masalah kesehatannya karena pencegahan akan lebih baik dibanding mengobati, dan banyak hal yang sebenarnya masyarakat bisa cegah agar tidak terkena penyakit, apalagi sedihnya, informasi hoax begitu dahsyatnya tersebar di tengah masyarakat sekali lagi kita harus lawan dengan informasi-informasi yang benar," katanya.