TEMPO.CO, Jakarta - Kanker usus besar berada di posisi ke-3 yang paling banyak diderita orang di dunia. Apakah kanker usus besar bia sembuh? Tentu saja kanker jenis ini bisa dicegah dan diobati dengan mendeteksi secara dini.
Baca: Wasir Bisa Jadi Gejala Kanker Usus Besar, Apa Gejala Lain?
Dokter spesialis bedah dari Bethsaida Hospital Eko Priatno mengatakan pencegahan terbaik adalah dengan cara deteksi dini. Mendeteksi dini kanker dibagi menjadi dua kelompok yakni mulai usia 50 tahun pada seseorang yang keluarganya tidak memiliki riwayat kanker.
Kemudian, kelompok kedua adalah deteksi kanker mulai usia 40 tahun bagi seseorang dengan riwayat keluarga kanker, seperti kanker payudara, kanker kandungan dan kanker usus. "Deteksi dini sangat perlu dilakukan. Jika kanker masih dalam stadium awal 1-3, masih bisa disembuhkan. Kalau baru periksa setelah stadium 4 susah," ujar Eko saat berbincang dalam media gathering Bethsaida Hospital di Tangerang, Kamis 6 Desember 2018.
Menurut Eko semua orang berpotensi terkena kanker usus besar. Namun yang lebih beresiko adalah orang yang memiliki riwayat keluarga kanker, penderita polip usus besar, penderita radang usus menahun, sering mengonsumsi daging merah, lemak tinggi serta kurang serat, seseorang dengan obesitas, perokok dan yang kurang aktivitas fisik. "Faktor genetik memang berperan besar. Kalau kasus yang terjadi di anak muda, lebih cenderung ke lifestyle. Kalau zaman dulu tidak ada," kata Eko.
Baca: Pasien Kanker Perlu Makan Telur Sampai 6-7 Butir Per Hari
Sementara itu, pengobatannya bisa ditempuh dengan beberapa cara seperti pembedahan, kemoterapi atau radioterapi. Yang penting untuk diketahui adalah tidak semua penyakit kanker harus melakukan kemoterapi, tergantung dari stadium yang diderita. "Tidak semua kanker harus kemoterapi. Kemoterapi diperlukan bila kanker stadium 2 dengan kondisi khusus atau high risk, stadium 3 dan stadium 4," kata Eko.