TEMPO.CO, Jakarta - Oksigen, adalah gas yang di udara yang kita hirup, diperlukan untuk kehidupan manusia. Beberapa orang dengan gangguan pernapasan tidak bisa mendapatkan oksigen yang cukup secara alami. Mereka mungkin membutuhkan oksigen tambahan, atau yang disebut terapi oksigen.
Baca juga: Pentingnya Terapi Oksigen Murni untuk Penyelam, Ini Kata Ahli
Terapi oksigen diresepkan untuk orang yang tidak bisa mendapatkan cukup oksigen sendiri. Ini sering karena kondisi paru-paru yang sulit menyerap oksigen. Contohnya, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), pneumonia, asma, gagal jantung, sleep apnea, penyakit paru, dan trauma pada sistem pernapasan.
Untuk menentukan apakah seseorang perlu mendapat manfaat dari terapi oksigen, dokter akan menguji jumlah oksigen dalam darah arteri mereka. Cara lain untuk memeriksa adalah menggunakan oksimeter denyut yang secara tidak langsung mengukur kadar oksigen, atau saturasi, tanpa memerlukan sampel darah.
ilustrasi terapi oksigen (pixabay.com)
Tingkat normal oksigen darah arteri adalah antara 75 dan 100 mmHg (milimeter air raksa). Tingkat oksigen 60 mmHg atau lebih rendah menunjukkan kebutuhan oksigen tambahan. Terlalu banyak oksigen dapat berbahaya juga, dan dapat merusak sel-sel di paru-paru Anda. Tingkat oksigen Anda tidak boleh melebihi 110 mmHg.
Baca Juga:
Beberapa orang membutuhkan terapi oksigen sepanjang waktu, sementara yang lain membutuhkannya hanya sesekali atau dalam situasi tertentu. Beberapa terapi oksigen dilakukan di klinik atau rumah sakit. Tapi ada juga yang melakukannya di rumah sendiri dengan sistem oksigen portabel.
Beberapa gejala kadar oksigen rendah dalam tubuh bisa dikenali dengan beberapa ciri. Yaitu bernapas cepat, sesak napas, denyut jantung cepat, batuk atau mengi, berkeringat, kebingungan, dan adanya perubahan warna kulit di tubuh.
HEALTHLINE | WEBMD | SCIENCENETLINKS