Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ramai Oxygen Regulator Medical, Berapa Kadar Normal Oksigen Kita?

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
ilustrasi oksigen (pixabay.com)
ilustrasi oksigen (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Oksigen, adalah gas yang di udara yang kita hirup, diperlukan untuk kehidupan manusia. Beberapa orang dengan gangguan pernapasan tidak bisa mendapatkan oksigen yang cukup secara alami. Mereka mungkin membutuhkan oksigen tambahan, atau yang disebut terapi oksigen. 


Baca juga: Pentingnya Terapi Oksigen Murni untuk Penyelam, Ini Kata Ahli

Terapi oksigen diresepkan untuk orang yang tidak bisa mendapatkan cukup oksigen sendiri. Ini sering karena kondisi paru-paru yang sulit menyerap oksigen. Contohnya, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), pneumonia, asma, gagal jantung, sleep apnea, penyakit paru, dan trauma pada sistem pernapasan.

Untuk menentukan apakah seseorang perlu mendapat manfaat dari terapi oksigen, dokter akan menguji jumlah oksigen dalam darah arteri mereka. Cara lain untuk memeriksa adalah menggunakan oksimeter denyut yang secara tidak langsung mengukur kadar oksigen, atau saturasi, tanpa memerlukan sampel darah.
ilustrasi terapi oksigen (pixabay.com)
Tingkat normal oksigen darah arteri adalah antara 75 dan 100 mmHg (milimeter air raksa). Tingkat oksigen 60 mmHg atau lebih rendah menunjukkan kebutuhan oksigen tambahan. Terlalu banyak oksigen dapat berbahaya juga, dan dapat merusak sel-sel di paru-paru Anda. Tingkat oksigen Anda tidak boleh melebihi 110 mmHg.

Beberapa orang membutuhkan terapi oksigen sepanjang waktu, sementara yang lain membutuhkannya hanya sesekali atau dalam situasi tertentu. Beberapa terapi oksigen dilakukan di klinik atau rumah sakit. Tapi ada juga yang melakukannya di rumah sendiri dengan sistem oksigen portabel.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa gejala kadar oksigen rendah dalam tubuh bisa dikenali dengan beberapa ciri. Yaitu bernapas cepat, sesak napas, denyut jantung cepat, batuk atau mengi, berkeringat, kebingungan, dan adanya perubahan warna kulit di tubuh. 


HEALTHLINE | WEBMD | SCIENCENETLINKS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

10 jam lalu

Kecanduan judi online bisa membuat hidup berantakan. Ketahui cara menghentikan kejaduan judi online yang efektif berikut ini. Foto: Canva
7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.


Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

16 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@raditya_dika
Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.


Sembuh dari Pneumonia, Imelda Marcos Keluar dari Rumah Sakit

42 hari lalu

Imelda Marcos. AP/Pat Roque
Sembuh dari Pneumonia, Imelda Marcos Keluar dari Rumah Sakit

Mantan Ibu Negara Imelda Marcos keluar dari rumah sakit setelah pekan lalu dirawat karena pneumonia ringan.


Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

47 hari lalu

Burung kakatua putih. ANTARA
Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

Demam kakatua dengan mudah menyebar di antara unggas dan juga menular ke manusia. Siapa saja yang berisiko tertular dan apa gejalanya?


Terapi Kesehatan yang Sempat Viral dan Masih Populer

50 hari lalu

Ilustrasi terapi bekam. shutterstock.com
Terapi Kesehatan yang Sempat Viral dan Masih Populer

Berikut lima tren kesehatan yang sempat viral dan masih populer sampai sekarang. Ingat, tak semua baik dilakukan dan cocok untuk setiap orang.


Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

52 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

Gejala kanker paru bisa tak disadari karena sering mirip penyakit lain, bahkan tak ada gejala sama sekali. Karena itu, penting melakukan skrining.


Mark Feehily Tinggalkan Westlife untuk Sementara, Ini Alasannya

56 hari lalu

Anggota Westlife, Mark Feehily. Foto: Instagram/@markusmoments
Mark Feehily Tinggalkan Westlife untuk Sementara, Ini Alasannya

Mark Feehily menyatakan mundur dari Westlife dan tidak dapat ikut melanjutkan rangkaian tur dunia bersama tiga rekannya, Shane, Kian, dan Nicky.


Kenali Beda Batuk pada Anak Pneumonia, Asma, dan TBC

21 Februari 2024

Ilustrasi batuk. huffingtonpost.com
Kenali Beda Batuk pada Anak Pneumonia, Asma, dan TBC

Dokter anak menjelaskan beda batuk yang dialami anak penderita pneumonia, asma, dan tuberkulosis (TBC) dan perlu dipahami orang tua.


Makna Menangis dari Sisi Ilmiah, Benarkah Ada Gunanya?

19 Februari 2024

Ilustrasi pria menangis. shutterstock.com
Makna Menangis dari Sisi Ilmiah, Benarkah Ada Gunanya?

Banyak hal terkait menangis dari sisi ilmiah, termasuk melepaskan hormon bahagia yang membantu mengobati luka dan meredakan stres. Adakah gunanya?


Bisakah Hasil Hipnosis Diandalkan? Simak Penjelasan Berikut

16 Februari 2024

Ilustrasi hipnoterapi atau hipnosis 2 biji. shuttertock.com
Bisakah Hasil Hipnosis Diandalkan? Simak Penjelasan Berikut

Hipnosis bisa digunakan untuk membantu mengatasi rasa sakit atau kecemasan, bisa juga membantu mengubah perilaku berbahaya. Optimalkah hasilnya?