Ketika itu tahun 1973, sambungnya, sedang tren mi instan. Dirinya mengaku bahwa intesitas mengkonsumsi mi instan meningkat sejak dirinya menikah pada tahun 1975. 

“Saya makan mi instan itu bisa empat kali dalam sebulan. Dan saya ini juga suka pedas. Jadi, makan mi instan ditambahkan potongan cabe,” ujar Susie. 

Dua tahun lalu, lanjutnya, tepatnya Juli tahun 2016, dirinya menjalankan terapi. 

“Begitu ditemukan kelainan dalam usus saya, langsung dioperasi oleh dokter. Setelah itu, saya melakukan kemo yang dimulai dari Agustus tahun 2016 hingga Januari tahun 2017. Total proses cure itu adalah enam kali kemoterapi. Dan Ca (cancer) marker atau penanda kanker saya yang tadinya 2 lebih sekarang menjadi 1,3 lebih,” tutur Susie.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ca marker atau penanda kanker jika semakin rendah itu semakin baik. Bahkan, jika angkanya mendekati nol berarti kankernya sudah tidak terdeteksi lagi. Maka, pengobatan yang dilakukan itu efektif. 

Saat ini, sambungnya, dirinya hidp seperti biasanya dan menikmati hidup. 

“Saat ini saya lebih banyak mengonsumsi protein hewani dari ikan karena saya penyuka ikan. Selain itu, saya juga makan tahu dan tempe. Saya juga banyak mengkonsumsi makanan yang dengan kandungan antioksidan tinggi,” ujarnya.

Baca juga: Pro dan Kontra Mi Instan, Kapan Aman Dikonsumsi?