TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Moelek meminta korban tsunami Selat Sunda yang tinggal di pengungsian untuk tetap menjaga hidup sehat karena tinggal di pengungsian rentan terkena sakit saluran pernapasan (ISPA).
Baca juga: Tsunami Selat Sunda, Trauma Ini yang Banyak Dialami Korban Luka
"Kalau tidur di daerah pengungsian, di udara terbuka, kena hujan, penyakit ISPA tidak bisa dihindarkan," ujar Menkes.
Dia berharap korban tidak depresi atas musibah yang dialami dan menyarankan korban menyibukkan diri, misalnya dengan mengobrol satu sama lain.
Selain ISPA, seperti diberitakan TEMPO.CO edisi 25 Desember 2018, penyakit lainnya yang ditangani tim kesehatan yakni; hipertensi sebanyak 10 orang, gastritis atau peradangan lambung sebanyak 7 orang, sakit kepala sebanyak 8 orang, penderita observasi febris atau demam tinggi sebanyak 3 orang, tekanan darah rendah 3 orang, penyakit kulit 2 orang, infeksi saluran kemih sebanyak 2 orang, pulpitis akut 2 orang dan penyakit lain-lain sebanyak 10 orang.
Baca Juga:
Anggota tim kesehatan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Satriani mengatakan, pasien paling parah yang ditangani selama dua hari bertugas yakni penyakit hipertensi. "Pasiennya sempat pingsan kemarin, sudah lansia. Sekarang sudah sehat," ujar Satriani saat ditemui di lokasi pada Selasa, 25 Desember 2018.
Tsunami menerjang pantai di sekitar Selat Sunda, pada Jumat malam sekitar pukul 21.30. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan tsunami selat sunda terjadi akibat erupsi gunung Anak Krakatau yang bersamaan dengan gelombang pasang saat purnama.
Baca juga: Tsunami Selat Sunda, Simak Cuitan Doa dari Super Junior Ini
DEWI NURITA | ANTARA