TEMPO.CO, Jakarta - Kemenangan Gading Marten di Festival Film Indonesia 2018 disambut hangat khalayak. Di jagat maya, warganet menyebut anak adalah kepanjangan tangan orang tua. Pada era 1970 dan 1980-an ayah Gading Marten, Roy Marten, salah satu bintang film dengan bayaran termahal.
Baca: Roy Marten Peluk Gading di Foto, Ini Kisah di Balik Pembuatannya
Baca Juga:
Meski sukses secara komersial, ia belum pernah meraih Piala Citra. Pernah, Roy Marten diganjar nomine Pemeran Utama Pria Terbaik lewat film Tapak-tapak Kaki Wolter Monginsidi karya Frank Rorimpandey dan Achiel Nasrun. Sayang, di FFI 1983 Roy dikalahkan Slamet Rahardjo yang tampil gemilang lewat film Di Balik Kelambu. Gading sebenarnya tidak yakin mampu meraih Piala Citra.
“Saya enggak yakin karena sebagai pemain film, saya hanya berakting sesuai keinginan sutradara. Enggak terpikir bakal dapat penghargaan. Setelah film tayang banyak komentar positif tentang akting saya. Yang lebih istimewa lagi, ternyata nama saya disebut sebagai nomine,” bintang film Susah Sinyal bercerita.
Keraguannya sirna kala Reza Rahadian menyebut namanya sebagai pemenang. Gading langsung memeluk ayahnya erat-erat. Roy tampak tak mampu menyembunyikan kebanggaannya. Apalagi, saat riuh tepuk tangan para tamu mengiringi langkah Gading ke panggung. Momen itu membuat dua laki-laki dari dua generasi ini merinding.
“Menang Piala Citra tentu pencapaian tertinggi saya sebagai aktor. Selama berkarier di dunia hiburan banyak orang membanding-bandingkan saya dengan Roy Marten. Kata mereka, akting Papa lebih baik daripada saya. Tapi piala ini bukti saya bisa keluar dari bayang-bayang nama besar Roy Marten,” Gading menyambung.
Roy menimpali, “Saya saja belum pernah mendapat Piala Citra. Buat saya seorang anak harus lebih hebat daripada ayahnya.”
Selain berterima kasih kepada lawan main, kru, dan Roy, Gading mendedikasikan Piala Citra kepada Gempi. Ia mengenang momen saat hendak berangkat ke malam puncak FFI. Gading berpamitan kepada putrinya.
“Saya bilang kepada Gempi, 'Gempi, Papa mau ikut lomba dulu, ya. Doakan Papa semoga bisa menang lomba,'” tutur Gading.
Menurut Gading Marten fokusnya saat ini adalah menguatkan hubungannya dengan Gempi sembari menata ulang karier.
Gempi, kata Gading, gemar berkompetisi. Saat ikut lomba di sekolah misalnya, ia selalu antusias ikut dan ingin menang. “Saat ini Gempi belum tahu Piala Citra itu apa. Makanya saya menggunakan kata lomba (saat pamit),” katanya.
Kemenangan Gading di FFI melewati proses panjang. Sejak berkarier di dunia seni pada 2004, Gading diwanti-wanti ayahnya untuk menjadi diri sendiri. Ia merintis karier sebagai presenter dan bintang sinetron. “Presenter itu zona aman dan nyaman bagi saya,” kata dia.
Baca: Posting di Instagram, Intip Impian Gading Marten untuk Gempi
Kini saatnya Gading Marten keluar dan mencari tantangan baru. Salah satunya, fokus ke layar lebar.