TEMPO.CO, Jakarta - Akhir tahun seolah-olah merupakan "bonus" bagi para karyawan. Bayangan liburan panjang menyambut perayaan Natal dan tahun baru jadi momen-momen berharga untuk mengisi ulang semangat setelah bekerja keras selama setahun.
Baca: Ingin Mewujudkan Liburan Impian, Mulai dari Hal-hal Kecil Berikut
Tapi banyak pula yang terlena oleh liburan dan tidak berdisiplin menjaga pola makan, olahraga, serta istirahat. Ahli gizi Emilia Achmadi mengatakan permasalahan utama saat liburan bagi mereka yang terbiasa hidup aktif adalah soal komitmen untuk berdisiplin. "Biasanya, kalau liburan itu, maunya kan jalan-jalan ke mana saja. Istirahat jadi kurang," kata dia.
Padahal tubuh membutuhkan waktu tidur berkualitas selama tujuh jam untuk memulihkan diri. "Baiknya, sebelum berangkat liburan, kita harus merencanakan waktu saat jalan-jalan sehingga pola istirahat tidak terganggu," ujarnya, Jumat pekan lalu.
Ilustrasi liburan bersama keluarga
Menurut Emilia, tidur adalah waktu bagi tubuh untuk memperbaiki sel-sel yang rusak. Sebaliknya, jika kurang tidur, daya tahan tubuh akan turun sehingga mudah terserang penyakit yang justru merusak mood saat liburan.
Meski istirahat itu penting, pola makan bergizi tak kalah penting, bahkan menjadi kunci untuk tetap bugar. Sayangnya, menurut Emilia, orang cenderung lalai menjaga pola makan bergizi dan seimbang ketimbang menjaga istirahat. Saat liburan, godaan untuk mencicipi aneka hidangan khas daerah atau aneka santapan yang membangkitkan kenangan masa kecil sering kali tak dapat dielakkan.
Menurut Emilia, sah-sah saja untuk mencicipi ragam sajian kuliner ketika berlibur, asalkan kalori yang diterima tubuh tetap terjaga. "Sesuai kebutuhan tubuh kita dan secukupnya," kata dia. Salah satu cara untuk berdamai dengan aneka santapan lezat, seperti ikan bakar, gudeg, adalah dengan menghindari minuman manis.
Baca: Liburan Natal: Waspada 7 Penyakit Ini, Tilik Penyebabnya
Disiplin menjaga pola makan, pola istirahat, dan pola latihan, kata dia, memang tidak menjamin 100 persen seseorang tak akan terkena penyakit, namun mampu meminimalkan risiko terkena penyakit. "Ketika liburan, wajib merencanakan jam tidur, apa yang akan dikonsumsi, dan merencanakan olahraga sederhana seperti berlari atau berenang."
MUHAMMAD KURNIANTO | DINI PRAMITA | KORAN TEMPO