TEMPO.CO, Yogyakarta - Siraman menajdi salah satu prosesi yang diikuti Putra Mahkota Paku Alam X dalam pernikahannya. Empat perwakilan dari Kerajaan Mataram Islam turut menghadiri prosesi siraman yang menjadi rangkaian pernikahan putera Mahkota Pura Pakualam, Bendara Pangeran Hario (BPH) Kusumo Bimantoro dengan Maya Lakshita Noorya bertajuk Dhaup Jumat 4 Januari 2018.
Baca: Putra Mahkota Paku Alam X Menikah, Intip Gaya Busana Akad Mereka
Perwakilan Kerajaan Mataram Islam itu yakni dua asal Yogya yakni Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Keraton Pura Pakulaman sendiri, serta dua keraton dari Surakarta Jawa Tengah yakni Keraton Surakarta dan Keraton Mangkunegaran.
Prosesi siraman calon mempelai putri/ Dok Pura Pakualaman
Para perwakilan kerajaan Mataram Islam yang bersatu dalam wadah bernama Catur Sagatra itu masing-masing ikut melakukan siraman kepada calon mempelai. “Sudah menjadi tradisi jika ada keluarga keraton punya hajat, maka perwakilan tertua dari semua keraton Kerajaan Mataram Islam itu kami undang dan mintai restu selain untuk silaturahmi,” ujar panitia prosesi pernikahan atau tim Pranatan Lampah-Lampah Dhaup Ageng Pura Pakualaman, Mas Ngabehi Citropanambang Jumat 4 Januari 2019.
Adapun dari Keraton Yogyakarta yang hadir ikut melakukan siraman yakni permaisuri Raja Keraton Yogya Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, yakni Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, serta istri dari adik tiri Sultan HB X, Bendara Raden Ayu Prabukusumo. Sedangkan dari Keraton Surakarta ada GKR Wandasari atau Gusti Mung dan GKR Galuh Kencana.Pernikahan Putra Mahkota Paku Alam X, Prosesi Siraman Calon Mempelai Putra/Dok Pura Pakualaman
Upacara siraman untuk pengantin putri dilakukan kedua orang tuanya juga calon mertua yakni Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati (GKBRAA) Paku Alam X.
Tak hanya saat prosesi siraman, para perwakilan kerajaan Mataram Islam itu menjadi saksi dalam acara panggih atau pertemuan antara kedua calon mempelai di Pura Pakualaman. Sebab acara Panggih ini menjadi salah satu prosesi paling sakral dalam adat pernikahan Jawa.
Baca: Pernikahan Putra Mahkota Paku Alam X, Undangan Dijemput Tak Biasa
Yang berbeda dalam tradisi ini, sumber air yang digunakan untuk siraman hanya bersumber pada satu sumur yang ada di Pura Pakualaman. Sebab dalam tradisi istana memang untuk pernikahan hanya digunakan satu sumber air. “Kalau masyarakat umum biasanya untuk siraman kan air sumur dari tujuh sumber,” ujar Mas Ngabehi Citropanambang.