TEMPO.CO, Jakarta - Berterus terang akan jati diri memang bukanlah hal yang mudah bagi lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Kebanyakan dari mereka masih menyembunyikan identitas.
Baca juga: Penyandang Disabilitas LGBT Mengalami Diskriminasi Berkali Lipat
Advokat dan Analis Kebijakan LGBT untuk komunitas Arus Pelangi, Riska Carolina, menceritakan pengalaman yang pernah ditemuinya. Menurut dia, hal pertama yang harus dilakukan sebelum mengungkapkan identitas tentunya mengenali jati diri. “Mencari banyak pengetahuan dan analisis, karena sejatinya, hal tersebut hanya orang itu sendiri yang merasakan,” katanya.
Kadang-kadang dibutuhkan waktu puluhan tahun untuk mengetahui secara pasti. “Tapi, memang harus yakin terlebih dahulu sebelum akhirnya coming out atau menunjukkan jati diri,” kata dia kepada Tempo, Jumat, 11 Januari 2019.
Setelah yakin, mereka harus secara matang memikirkan segala konsekuensi yang ada di depan. Menurut Riska, tantangan yang dihadapi tidaklah mudah. “Sangat dibutuhkan perencanaan dan melihat jauh ke depan, apakah sudah siap dengan semua rintangan yang ada,” katanya.
Riska juga menjelaskan bahwa tidak sedikit orang yang setelah mengaku bahwa dirinya LGBT, menjadi depresi dan bunuh diri. Oleh karena itu, LGBT harus kuat mental dan tidak gampang jatuh.
Baca juga: Menteri Agama Tegaskan Menolak LGBT
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA