TEMPO.CO, Jakarta - Aktor sekaligus desainer Robby Tumewu meninggal pada Senin, 14 Januari 2019 pukul 00.15 WIB. Sebelum kabar duka ini muncul, pria kelahiran 4 Desember 1953 ini sudah cukup lama sakit.
Baca: Robby Tumewu Meninggal, Gigi Berlubang Bisa Faktor Stroke
Kabar sakitnya Robby Tumewu sempat diungkapkan Debby Sahertian, sahabatnya, dalam wawancara dengan awak media akhir tahun lalu. Debby mengungkapkan Robby terkena stroke pada Oktober 2010."Kalau kena stroke-nya tuh memang sudah lama banget. Dari Oktober 2010. Jadi sudah lama sekali," kata Debby Sahertian.
Stroke termasuk penyakit yang sangat ditakuti banyak orang. Prevalensi stroke dari masa ke masa tak kunjung menyusut. Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2013 menyebutkan prevalensi penderita stroke 12,1 per seribu penduduk.
Jumlah tersebut meningkat jika dibanding Riskesdas 2007, dengan jumlah 8,3 per seribu. Apa pemicunya? Dr Adin Nulkhasanah, SpS, MARS menyebut ada faktor risiko yang membuat jumlah kasus stroke terus menanjak. Faktor risiko itu di antaranya tekanan darah tinggi, diabetes, tingginya kadar kolesterol dalam darah, rokok, stres, dan kurangnya aktivitas fisik.
Kasus diabetes dan tekanan darah tinggi beberapa tahun terakhir naik. Hal itu, kata Adin, meningkatkan jumlah kasus stroke. Kondisi ini diperparah dengan stres. Stres membuat pembuluh darah kaku.
“Pembuluh darah kita usianya sama seperti usia manusia. Pembuluh darah itu sama seperti selang yang ditaruh di luar rumah, terpapar sinar matahari, dan sebagainya. Beberapa kali diinjak, masih elastis. Lama-lama tingkat kelenturannya susut, kaku, dan saat diinjak atau dialiri air retak, bahkan pecah. Pembuluh darah pun demikian,” kata Adin.
Baca: Robby Tumewu Meninggal, Sahabat Sampaikan Duka Cita
Makanan yang terlalu manis dan banyak lemak menciptakan kerak di dinding pembuluh darah. Kerak itu bisa melukai dinding pembuluh darah. Kemungkinan lain, kerak yang menempel di dinding terlepas, hanyut bersama darah, lalu menyumbat aliran darah ke otak.
TABLOID BINTANG