4. Konflik kemanusiaan
Lebih dari 1,6 miliar orang (22 persen dari populasi global) tinggal di wilayah dengan krisis berlarut-larut. Beberapa di antaranya memiliki kombinasi tantangan seperti kekeringan, kelaparan, konflik, dan layanan kesehatan yang tidak memadai membuat mereka tidak memiliki akses ke perawatan dasar.
5. Resistensi antimikroba
Resistensi antimikroba - kemampuan bakteri, parasit, virus dan jamur untuk melawan obat-obatan ini - mengancam seluruh penduduk bumi tanpa kecuali. Salah satu yang sudah menjadi ancaman di seluruh negara adalah resistensi terhadap obat-obatan TBC. Pada tahun 2017, ditemukan sekitar 600 ribu kasus tuberkulosis resisten terhadap rifampisin - obat yang paling efektif saat ini. Resistensi ini mengancam kita kembali ke masa lalu ketika kita tidak dapat dengan mudah mengobati infeksi seperti pneumonia, tuberkulosis, gonore, dan salmonellosis.
Artikel terkait lainnya: FAO Indonesia Bawa Isu Resistensi Antimikroba di Kanada
6. Ebola dan patogen ancaman tinggi lainnya
Pada 2018, ebola telah menghabisi jutaan nyawa di Republik Demokratik Kongo. WHO telah mengidentifikasi penyakit dan patogen yang berpotensi menyebabkan keadaan darurat kesehatan masyarakat tetapi tidak memiliki perawatan dan vaksin yang efektif. Yang termasuk dalam daftar pantauan tersebut adalah demam berdarah, Zika, Nipah, coronavirus sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS).
7. Lemahnya layanan kesehatan primer
Banyak negara tidak memiliki fasilitas perawatan kesehatan primer yang memadai. Kelalaian ini disebabkan kurangnya sumber daya di negara berpenghasilan rendah atau menengah. Sistem kesehatan dengan perawatan kesehatan primer yang kuat diperlukan untuk mencapai cakupan kesehatan universal.