Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polusi Udara Mengancam Kesehatan, Perlukah Suplemen Antioksidan?

Reporter

Editor

Dini Pramita

image-gnews
Ilustrasi jus alpukat. shutterstock.com
Ilustrasi jus alpukat. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan polusi udara sebagai ancaman kesehatan global pada 2019 yang menyebabkan 4,2 juta kematian setiap tahun. Untuk menghindari radikal bebas yang disebabkan polusi udara, tubuh membutuhkan antioksidan.

Baca: Kota Penuh Polusi Udara, Waspadai Dampak Buruk pada Kesehatan

Menurut dokter yang fokus pada anti aging dan functional medicine, Lisa Silvani, tubuh sudah bisa menghasilkan antioksidan sendiri secara natural. Dia mengatakan salah satu antioksidan yang dihasilkan oleh tubuh adalah gluthathione.

Gluthathione ini dapat membantu tubuh mengubah berbagai macam radikal bebas menjadi bentuk yang tidak berbahaya bagi tubuh, sebelum akhirnya radikal bebas tersebut dikeluarkan oleh tubuh melalui detoksifikasi. “Sayangnya, gaya hidup masa kini yang kurang seimbang serta asupan gizi yang tidak seimbang, membuat kemampuan tubuh menghasilkan oksidan terganggu dan menurun,” kata dia.

Namun, hal tersebut tidak lantas membuat kita membutuhkan suplemen antioksidan tambahan. Antioksidan adalah sebuah zat yang mampu mencegah atau memperlambat proses oksidasi. Komponen kimia yang berperan dalam menghasilkan zat ini adalah senyawa golongan fenolik dan polifenolik yang banyak terdapat dalam bahan pangan, terutama sayur mayur, yaitu beta karoten, vitamin A, E dan vitamin C.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga: Mengenal Khasiat dan Jenis Antioksidan untuk Kulit

Menurut Lisa, suplemen antioksidan sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang memiliki masalah dengan sistem detoksifikasi tubuh. Hal ini ditunjukkan oleh adanya penurunan produksi gluthathione pada penderita kanker, HIV, diabetes tipe 2, parkinson, dan hepatitis.

Untuk orang-orang normal pada umumnya, yang tidak menderita penyakit kronis tertentu. Asupan antioksidan dapat diperoleh dari konsumsi sayur mayur yang mengandung beta karoten, vitamin A, E dan vitamin C. Menurut Lisa, jenis bahan pangan yang kaya antioksidan yaitu alpukat, bawang putih, asparagus, brokoli, dan buah-buahan jenis berry: strawberry, blueberry, dan blackberry.

HELLO SEHAT

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

3 hari lalu

Lalat buah. Kredit: Wikipedia
Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

13 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

16 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

17 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO


Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

19 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?


Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

21 hari lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan di Rumah Sakit Al Shifa setelah pasukan Israel mundur dari Rumah Sakit dan daerah sekitarnya setelah operasi dua minggu, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza 1 April 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza


Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

26 hari lalu

Ilustrasi stroke. healthline.com
Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.


Manfaat Vitamin E buat Kulit tapi Perhatikan Kadarnya

30 hari lalu

Ilustrasi kacang-kacangan. Unsplash/Peter Feghali
Manfaat Vitamin E buat Kulit tapi Perhatikan Kadarnya

Salah satu manfaat vitamin E adalah menjaga kelembapan kulit. Namun penting untuk memperhatikan kadarnya agar tidak berdampak negatif pada kulit.


Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

36 hari lalu

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.


Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

36 hari lalu

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

Tim medis yang dikirim oleh MER-C berhasil mencapai Gaza dengan bantuan WHO.