TEMPO.CO, Jakarta - Kasus dugaan prostitusi online menyeret sejumlah nama pesohor. Polisi telah menetapkan sejumlah nama sebagai tersanga kasus prostitusi online dan proses hukum tengah berjalan. Tentu tak ada orang tua yang ingin anaknya tersandung kasus hukum.
Baca: Kasus Vanessa Angel, Dampak Psikologis Prostitusi pada Perempuan
Baca Juga:
Namun jika kenyataan berkata lain, mereka juga harus menghadapi konsekuensi dari perbuatan anaknya itu. Psikolog keluarga, Ayoe Sutomo mengatakan orang tua harus memberikan sikap yang tepat di saat sulit seperti ini.
Ketika orang tua mengetahui anak diduga terlibat kasus prostitusi, hal pertama yang wajib dilakukan adalah membesarkan hati. "Orang tua harus membesarkan hati, menerima apa yang telah terjadi dan terbuka pada kondisi anak," kata Ayoe.
Orang tua, dia melanjutkan, jangan menyalahkan anak. Sebab, bagaimanapun pasti ada peran orang tua sehingga anak berada dalam posisi tersebut. Saat suasana lebih kondusif, orang tua juga diharapkan merangkul anak untuk mencari tahu alasan dia terlibat dalam jaringan prostitusi.
"Apapun jawaban anak, terima dulu. Karena kasus ini tergolong berat dan apabila sudah diketahui banyak orang tentu akan menjadi beban tersendiri," ucap Ayoe. Terlebih orang tua tidak bisa memprediksi sanksi moral yang mungkin saja menyasar anak.
Bila kasus tersebut telah diketahui khalayak, orang tua harus memberi keyakinan selalu ada kesempatan kedua jika anak mau berubah. "Bukan hanya dilakukan dalam bentuk ucapan, tapi juga tindakan suportif dengan tidak menyalahkan dan membantu memberikan solusi," tegas Ayoe.
Artikel terkait:
Polda Jatim Tetapkan Vanessa Angel Tersangka Prostitusi Online
Setelah mengetahui motif anak, orang tua bisa mencari pendekatan yang tepat untuk menarik anak keluar dari permasalahan tersebut dan mencegah kondisi tersebut berulang. Dalam mencari solusi, dibutuhkan bantuan profesional khususnya untuk menyoroti sisi psikologis. Apalagi ketika komunikasi orang tua dan anak tidak lancar dan tekanan dari lingkungan eksternal semakin besar.
Para ahli bisa menjembatani komunikasi orang tua-anak untuk saling menguatkan, juga membimbing dalam menelaah sebuah permasalahan. Sehingga baik orang tua maupun anak bisa melihat sisi positif, seburuk apapun masalah yang terjadi.
"Mungkin orang tua dan anak sama-sama merasa bersalah, terluka, kecewa. Tapi apapun, yang namanya emosi tidak bisa dipatahkan. Mungkin ada perasaan marah atau malu, diterima saja dulu emosinya. Kemudian sama-sama harus memperbaiki kondisi yang ada dan saling percaya. Itu saja modalnya," kata Ayoe.