TEMPO.CO, Jakarta - Tatanan rambut klimis tampaknya semakin ditinggalkan. Sebagai gantinya, para pria kini lebih menyukai rambut bertekstur natural yang ringan. Dari survei yang dilakukan Chief Barber & Supplies Co terhadap 1.100 pria di Indonesia, hingga Januari 2019, diketahui bahwa 73 persen pria tak ingin lagi memiliki rambut klimis dan 26 persen lagi tetap ingin mempertahankan.
Baca juga: 3 Tren Gaya Rambut Pria 2019 versi Barber
Head of Education of Menspire UK Josh Lamonaca mengatakan, tatanan rambut klimis mulai ditinggalkan seiring dengan tren fashion yang kini terkesan santai. Anak muda lebih memilih mengenakan pakain yang ringan dan longgar.
“Secara umum anak muda sekarang memilih pakaian yang lebih santai sehingga gaya rambut juga menyesuaikan, juga produk rambut yang digunakan,” kata Lamonaca disela BarberLyfe Indonesia Vol 2 di Komunitas Salihara, Jakarta, Rabu, 23 Januari 2019.
Untuk produk rambut, katanya, pomade barbasis minyak semikin kurang diminati. Sebaliknya, produk clay malah tambah populer. Clay membuat rambut tertata tanpa membuatnya mengilap dan kaku.
Tapi, kata Lamonaca, gaya klimis tak akan benar-benar ditinggalkan. Orang yang mempertahankan gaya rambut klimis biasanya mereka yang bekerja di sektor formal. Mereka dituntut mengenakan pakaian rapi, termasuk setelan jas, sehari-harinya, sehingga tatanan rambut pun harus disesuaikan.
Marketing Director Chief Company Oki Andries mengatakan, anak-anak mudah saat ini lebih menyukai tampil kasual karena dapat menciptakan kesan lebih muda. “Laki-laki selalu ingin tampil lebih muda,” kata dia.
Rambut pun menyesuaikan gaya pakaiannya. Tak heran jika tatanan rambut loose jadi pilihan. “Kita tahu klimis adalah gaya rambut ayah-ayah. Dan, gaya rambut loose ini bikin tampilan seseorang lebih muda,” kata Oki.
Baca juga: Pomade, Kenali Bahan Dasarnya agar Tak Salah Pilih
