Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Reporter

Editor

Dini Pramita

image-gnews
Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh ilmuwan Amerika Serikat menunjukkan perubahan iklim mengganggu kesehatan jantung bayi baru lahir. Pemanasan global yang membuat suhu di bumi menjadi lebih panas 3 derajat celcius menaikkan risiko bayi terlahir dengan cacat jantung bawaan pada 2025-2035.

Baca: Daripada Serat, Bayi Lebih Butuh Makanan Ini

Risikonya semakin besar ketika ibu hamil melalui musim semi dan musim panas. Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal American Heart Association ini, peningkatan risiko tersebut terjadi karena ibu mereka terpapar langsung terhadap suhu yang lebih tinggi. "Paparan panas pada ibu menunjukkan perubahan iklim yang menciptakan pemanasan global memiliki efek mengkhawatirkan terhadap kesehatan reproduksi, terutama perempuan," kata Shao Lin, peneliti senior dalam studi tersebut.

Cacat jantung kongenital merupakan jenis cacat lahir bawaan yang paling umum ditemui dan dapat membahayakan kesehatan bayi secara keseluruhan. Cacat jantung ini juga dapat mengganggu cara tubuh bekerja sehingga menganggu tumbuh-kembang anak. Meski belum jelas keterkaitan antara suhu tinggi dengan masalah jantung bawaan, masalah ini tak dapat dianggap sepele. "Akan lebih bijaksana bagi ibu hamil untuk menghindari panas ekstrem di minggu-minggu awal kehamilan, ini adalah saran yang biasa diberikan kepada orang dengan penyakit kardiovaskular dan paru," kata Lin.

Baca juga: Bayi Butuh Tidur 16-20 Jam Sehari, Ini Risikonya Kalau Kurang

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam penelitian sebelumnya yang melibatkan hewan, para peneliti menemukan suhu yang panas dapat menyebabkan kematian sel janin. Selain itu, berdampak negatif pula pada protein yang memainkan peran penting dalam perkembangan janin. Panas yang ekstrem juga menaikkan kemungkinan bayi terlahir prematur dengan kondisi bayi yang jauh lebih kecil dan kurus.

Sementara itu, penelitian lainnya yang dilakukan oleh sejumlah ahli di Rumah Sakit Anak Nicklaus di Miami menunjukkan bahwa ibu hamil yang terkena panas selama awal kehamilan dapat mengalami hipertermia, atau suhu tubuh yang sangat tinggi. Kondisi ini yang meningkatkan risiko bayi terlahir dengan cacat otak atau sumsum tulang belakang.

Artikel terkait lainnya: Hindari Merangsang Bayi Belajar Duduk dengan Sitting Pillow

Menurut Saima Aftab, Direktur Medis RS Anak Nicklaus, cuaca panas dapat menimbulkan dehidrasi. "Ini menciptakan banyak masalah potensial bagi ibu hamil, termasuk komplikasi kehamilan," kata dia. Secara khusus, dia mengatakan, da bukti bahwa wanita yang mengalami hipertermia dalam enam hingga delapan minggu pertama kehamilan berisiko lebih tinggi untuk memiliki bayi dengan cacat otak atau sumsum tulang belakang seperti spina bifida.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


8 Tips Mengatur Bayi Agar Tak Mudah Rewel Saat Mudik

8 jam lalu

Ilustrasi mudik. TEMPO/Subekti
8 Tips Mengatur Bayi Agar Tak Mudah Rewel Saat Mudik

Ada berbagai trik dan cara supaya bayi tidak rewel saat dibawa mudik lebaran atau perjalanan jauh


Warga Depok Nyaris Bentrok karena Bangunkan Sahur Dinilai Terlalu Mengganggu

2 hari lalu

Ilustrasi membangunkan sahur. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Warga Depok Nyaris Bentrok karena Bangunkan Sahur Dinilai Terlalu Mengganggu

Viral video keributan sekelompok pemuda dengan warga yang menegur cara membangunkan sahur yang dinilai terlalu mengganggu


Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

2 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.


Tega, Ibu Ini Tinggalkan Bayinya hingga Tewas di Rumah Demi Liburan 10 Hari

3 hari lalu

Ilustrasi ibu sedih saat mengasuh bayinya. Foto: Unsplash/Hollie Santos
Tega, Ibu Ini Tinggalkan Bayinya hingga Tewas di Rumah Demi Liburan 10 Hari

Seorang ibu tega meninggalkan bayinya sendirian di rumah hingga akhirnya tewas karena kelaparan demi liburan sendirian.


Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

8 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengecek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (18/3/2024), yang direncanakan menjadi lokasi upacara HUT Ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.


13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

8 hari lalu

Australia dalam sepekan harus menyiapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona di resor ski. Foto: @thredboresort
13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

Studi hujan salju di masa depan mengungkap ladang ski dipaksa naik ke dataran lebih tinggi dan terpencil. Ekosistem pegunungan semakin terancam.


Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

9 hari lalu

Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis 15 Februari 2024. Pembangunan PLTS tersebut untuk fase pertama sebesar 10 megawatt (MW) dari total kapasitas 50 MW yang akan menyuplai energi terbarukan untuk IKN dan akan beroperasi pada 29 Pebruari 2024. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

Kajian peneliti BRIN menunjukkan potensi kekeringan esktrem di IKN Nusantara dan wilayah lainnya di Kalimantan pada 2033-2050. Dipicu perubahan iklim.


Saran Ginekolog untuk Bantu Ibu Baru Melahirkan Atasi Gangguan Tidur

10 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Foto: Unsplash/Kevin Liang
Saran Ginekolog untuk Bantu Ibu Baru Melahirkan Atasi Gangguan Tidur

Ginekolog menjelaskan pentingnya dukungan keluarga dalam upaya mengatasi gangguan tidur pada ibu yang baru melahirkan.


Menteri Kesehatan Gaza Peringatkan Ribuan Anak Kena Komplikasi karena Tak Ada Susu Formula

13 hari lalu

Seorang pria menggendong bayi di pangkuannya, saat warga Palestina yang mengungsi, yang meninggalkan rumah mereka akibat serangan Israel berlindung di tenda kamp, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 14 Februari 2024 .REUTERS/Saleh Salem
Menteri Kesehatan Gaza Peringatkan Ribuan Anak Kena Komplikasi karena Tak Ada Susu Formula

Ada ribuan anak yang sedang menderita penyakit komplikasi serius karena kelangkaan susu di wilayah Gaza utara.


BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

14 hari lalu

Sejumlah warga Muara Angke membawa jerigen saat melakukan aksi di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Februari 2022. Para warga yang datang dari blok Limbah, blok Eceng dan blok Empang RW 022 Muara Angke ini menggelar aksi terkait krisis air bersih yang melanda di pemukiman mereka. Selain meminta layanan air bersih, mereka juga meminta agar PAM Jaya melakukan pelayanan suplai air minum menggunakan kios air sementara untuk warga sebanyak 293.208 liter per hari, dan pemberlakuan tarif air sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 57 tahun 2021 yaitu seharga Rp. 1.575,-/ meter kubik. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

BRIN mendorong penguatan riset dan inovasi terkait solusi krisis air. Berbagai teknologi pengelolaan air dikembangkan.