TEMPO.CO, Jakarta - Kasus demam berdarah di Jakarta semakin merajalela. Ini disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti. Nyamuk ini berkembang biak dengan cepat dalam genangan air yang banyak ditemui saat curah hujan yang tinggi. Di Jakarta sendiri, pasien demam berdarah telah menyentuh angka 800 orang.
Baca juga: 4 Tips Mencegah Demam Berdarah di Musim Hujan
Untuk melindungi anak dan anggota keluarga dari demam berdarah, segala cara pun dilakukan. Salah satu hal yang umum dilakukan, terutama pada area perumahan, adalah fogging. Ini merupakan sebuah teknik penyemprotan atau pengasapan racun serangga pada daerah taman hingga ke dalam rumah.
Namun, apakah fogging efektif untuk memerangi demam berdarah? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Anung Sugihantono, mengatakan, fogging tidaklah efektif dalam mencegah demam berdarah. Ini disebabkan oleh kegunaannya yang tidak merata untuk membunuh seluruh nyamuk.
“Fokus dari fogging adalah membunuh nyamuk dewasa. Kalau anaknya masih hidup ya sama saja. Kurang efektif,” katanya di Jakarta pada 4 Februari 2019.
Selain kurang efektif, Anung juga menjelaskan bahwa penggunaan fogging yang terlalu sering akan membuat nyamuk aedes aegypti lebih kebal dengan insektisida. “Biasanya di perumahan disemprot berkali-kali. Itu membuatu fogging makin tidak efektif karena akan terjadi resistensi nyamuk,” katanya.
Meski demikian, ia tidak melarang kegiatan fogging pada area perumahan. Dalam hal ini, fogging tetap dapat menjadi salah satu alternatif untuk mencegah demam berdarah. "Saya tidak melarang. Kalau tetap mau digunakan ya tidak apa-apa. Tapi dari segi efektivitas memang tergolong kurang," katanya.
Baca juga: 4 Gejala Demam Berdarah Selain Bintik Merah di Kulit
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA