TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak mitos mengenai kontrasepsi yang melingkupi program Keluarga Berencana (KB). Keberadaan mitos-mitos ini menghambat pelaksanaan perencanaan jarak kehamilan.
Baca: Jenis Kelamin Bayi Bisa Ditentukan Sebelum Hamil? Cek Teorinya
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Andon Hestiantoro mengatakan perencanaan jarak kehamilan berkolerasi erat dengan kesejahteraan perempuan. “Hanya saja persepsi masyarakat yang salah selama ini menjadi faktor penghambat,” kata dia. Akibatnya, banyak perempuan enggan menggunakan kontrasepsi.
Adapun mitos yang paling sering didengungkan adalah penggunaan kontrasepsi oral yang dapat membuat tubuh menjadi gemuk. Menurut Andon, anggapan ini telah runtuh seiring dengan berkembangnya teknologi yang melahirkan pil KB yang tidak bikin gemuk. Pil KB modern yang beredar saat ini mengandung bahan aktif drospirenon yang bisa melawan efek penimbunan cairan akibat rangsangan komponen estrogen. Dengan demikian, kata dia, mitos mengonsumsi pil KB sebabkan gemuk jadi runtuh.
Baca juga: Mitos Bikin Istri Malas Pakai Alat Kontrasepsi, Ini Kata Dokter
Baca Juga:
Mitos lainnya adalah alat kontrasepsi akan membuat rahim kering dan sulit memiliki keturunan. Menurut dia, mitos ini sama sekali tidak benar karena perempuan dapat hamil kembali begitu melepas penggunaan KB. Baik itu KB oral, susuk, maupun IUD atau cincin vagina. Perempuan tersebut tetap mengalami siklus masa menstruasi dan subur seperti sebelum menggunakan kontrasepsi.
Kontrasepsi menyebabkan jerawat dan kulit berminyak adalah mitos lainnya yang menghinggapi masyarakat modern. Padahal, perkembangan teknologi di bidang hormonal melahirkan sejumlah inovasi seperti pil KB yang kerap diresepkan sejumlah dokter untuk mengurangi masalah jerawat. Kebanyakan pil kontrasepsi kombinasi yang tersedia di Indonesia saat ini mengandung efek anti androgenik yang kuat yang bisa mengurangi risiko timbulnya jerawat sebagai efek samping penggunaan. Dengan demikian, mitos konsumsi pil KB bisa sebabkan jerawat menjadi runtuh.
Artikel terkait lainnya: Temuan Baru dari Amerika: Pil KB Pria untuk Pengganti Kondom
Mitos lainnya yang sering membuat ngeri perempuan adalah penggunaan kontrasepsi jenis IUD dapat menyebabkan radang panggul dan lokasinya bisa bergeser. IUD adalah alat kontrasepsi berukuran sekitar tiga sentimeter, berbentuk seperti huruf T berbahan dasar plastic, yang dimasukkan ke dalam rahim. Para pemakai IUD mesti rutin memeriksakan diri dan menjaga kesehatan organ reproduksi. Sebab, radang panggul bukan disebabkan oleh IUD melainkan oleh adanya infeksi pada saluran rahim atau bagian lain organ reproduksi.
Menurut Plt Direktur Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Widwiono, jika masyarakat menelan mentah-mentah mitos ini, berakibat pada peningkatan kehamilan yang tidak terencana. "Jangan percaya pada mitos. Misalnya pakai IUD bisa sebabkan rahim kering, itu tidak benar, jangan percaya," ujar dia. Kehamilan tidak terencana, kata dia, akan mempengaruhi kondisi ekonomi sehingga menganggu kesejahteraan perempuan.
MUHAMMAD KURNIANTO