Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yogyakarta Siapkan Layanan Paliatif, Bisa untuk Wisatawan

image-gnews
Ilustrasi pasien (pixabay.com)
Ilustrasi pasien (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Layanan paliatif dibutuhkan pasien yang penyakitnya sudah tak bereaksi lagi dengan langkah pengobatan, alias penyakit itu tak bisa disembuhkan lagi. Pelayanan medis ini idealnya ada di setiap daerah. Tapi, di Indonesia, sebagian besar belum memilikinya, termasuk Yogyakarta.

Baca juga:

Perawatan Paliatif Kanker: Bukan Menyembuhkan tapi Meringankan

Peneliti senior yang juga Kepala Departemen Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Christantie Effendy menuturkan sudah saatnya Yogya mengembangkan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) mandiri untuk menangani pasien paliatif.

“Untuk Yogya kan belum ada fasyankes untuk pasien paliatif ini, sedangkan di Indonesia baru ada seperti di Jakarta, Bogor, dan kota besar lain,” ujar Christantie di sela peringatan World Cancer Day di Klinik Lotus Care, Gamping, Sleman, Yogyakarta Sabtu, 9 Februari 2019.

Christantie menuturkan fasyankes ini seperti kumpulan praktik perawat bersama yang memiliki kompetensi. Sejenis praktik dokter bersama yang kini sudah tumbuh di berbagai kota.

Hanya saja untuk fasyankes ini ranahnya penanganan nonmedis kepada pasien paliatif, sehingga mereka tak perlu harus sampai menginap di rumah sakit. Melainkan bisa dilayani di manapun termasuk di rumahnya masing-masing. 

“Misalnya untuk pasien diabetes perawatan lukanya sampai penyembuhannya makan waktu lama, jika harus mondok di rumah sakit bisa membuat pasien jenuh,” ujarnya.

Begitu halnya untuk pasien penderita kanker, ketika harus rawat inap lama akan membuatnya bosan dan kualitas hidupnya berpotensi menurun.

“Jadi adanya fasyankes-fasyankes seperti itu perlu, sebagai alternatif jika pasien paliatif menolak mondok di rumah sakit,” ujarnya.

Christantie menuturkan, Yogya sebagai kota wisata sebetulnya cocok untuk mengembangkan fasilitas layanan kesehatan mandiri untuk paliatif itu. Konsepnya berwisata sambil perawatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Jadi ketika ada wisatawan yang datang itu sakit, tetap bisa mendapat layanan perawatan melalui fasyankes mandiri itu tanpa harus ke rumah sakit,” ujarnya.  

Christantie menilai belum tumbuhnya fasyankes mandiri untuk pasien paliatif, karena regulasi yang mengatur soal praktik perawat bersama itu juga belum tersosialisasi. Sehingga saat ini para perawat orientasinya melakukan praktik sendiri misalnya dalam wujud mantri di perdesaan.

“Baru tiga tahun terakhir ini kesempatan perawat untuk praktik mandiri bersama juga baru ada,” ujarnya.

Manajer Operasional Klinik Lotus Care Wawan Febri Ramdani menuturkan saat ini pihaknya masih dalam tahap mengajukan diri sebagai fasilitas layanan kesehatan atau fasyasankes di Yogya yang bisa melayani perawatan paliatif khususnya perawatan luka karena diabetes dan kanker.

“Perawatan paliatif intinya memberikan kenyamanan bagi pasien kronis sehingga mereka bisa meningkatkan kualitas hidup apa pun kondisi yang dihadapi," ujarnya.

Baca juga: 

Mengenal Perawatan Hospice, Pilihan untuk Meninggal yang Tenang

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

4 jam lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

1 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

1 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

2 hari lalu

Ilustrasi makanan manis seperti cupcakes. Unsplash.com/Viktor Forgacs
10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.


10 Gejala Diabetes yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Haus

2 hari lalu

Gejala diabetes pada anak di antaranya adalah sering haus dan sering pipis. Kenali gejala lainnya agar mendapatkan penanganan yang tepat. Foto: Canva
10 Gejala Diabetes yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Haus

Diabetes adalah salah satu penyakit mematikan. Ketahui beberapa gejala diabetes yang perlu diwaspadai. Mulai dari sering harus hingga kesemutan.


Panduan Makan Sehat setelah Lebaran agar Gula Darah Stabil

3 hari lalu

Ilustrasi kue kering. ANTARA/Feny Selly
Panduan Makan Sehat setelah Lebaran agar Gula Darah Stabil

Berikut panduan porsi makan yang sehat untuk menjaga gula darah tetap stabil seusai Lebaran dari dokter penyakit dalam.


Tips Kontrol Diabetes untuk Hindari Gangguan Penglihatan

3 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Tips Kontrol Diabetes untuk Hindari Gangguan Penglihatan

Spesialis mata membagi tips mengontrol diabetes demi menghindari gangguan penglihatan dengan cara paling utama dan sederhana.


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

3 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

6 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Berikut makanan yang sebaiknya Anda hindari jika Anda menderita diabetes.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

6 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.