TEMPO.CO, Jakarta - Tidak semua disfungsi ereksi diakibatkan gangguan kesehatan seperti diabetes dan hipertensi. Menurut Dokter Spesialis Urologi, Fakultas Kedokteran Indonesia - Rumah Sakit Cipto Mangunkusmo, Nur Rasyid, kebanyakan pria yang mengalami disfungsi ereksi adalah mereka yang mengalami stres dan beban psikologis.
Baca: Waspada Disfungsi Ereksi Bila Kekurangan Hormon Testosteron
"Sekitar sepuluh persen laki-laki yang mengalami disfungsi ereksi adalah mereka yang mengalami tekanan psikologis, karena ada masalah dengan pasangannya," ujar Nur Rasyid, dalam seminar tentang Disfungsi Ereksi yang diadakan beberapa waktu lalu.
Masalahnya beragam, salah satunya penampilan pasangan yang dianggap sudah tidak menarik lagi dan dianggap kurang merangsang.
Menurut Nur Rasyid, kondisi ini biasanya tidak berlangsung permanen. Laki-laki dengan jenis disfungsi ereksi seperti ini ternyata tetap dapat mengalami ereksi normal ketika berhubungan di luar, selain dengan pasangannya. "Stres itu penyebab disfungsi ereksi yang non-organik, tidak ada kelainan pada fungsi organnya," kata Nur Rasyid.
Dalam proses ereksi atau melebarnya pembuluh darah dalam penis, otak seharusnya mengeluarkan zat yang disebut nitric oxide. Namun, bila seorang pria mengalami tekanan psikologis, atau stres secara tiba-tiba, maka yang dikeluarkan bukan nitric oxide melainkan adrenalin yang menyebabkan pembuluh darah mengkerut.
Baca: Salmon Atasi Disfungsi Ereksi? Cek 6 Makanan untuk Kesehatan Pria
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | CHETA NILAWATY