Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jauhkan Anak dari Perilaku Kekerasan, Lakukan 6 Hal Ini

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi anak bertengkar. Shutterstock
Ilustrasi anak bertengkar. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ingat peristiwa siswa SMP di Gresik yang merokok dan menantang guru di dalam kelas? Atau guru meninggal di Sampang yang diduga dipicu tindak kekerasan oleh siswa?

Baca: Anak Melakukan Kekerasan, Faktor Genetika atau Lingkungan?

Perilaku kekerasan di kalangan anak semakin marak. Beberapa hari lalu, muncul lagi tindak kekerasan anak yang korbannya juga orang dewasa oleh empat orang siswa SMP di Takalar, Sulawesi Selatan. Sasarannya adalah petugas kebersihan.

Apapun alasannya, tindakan kekerasan tidak boleh dilakukan. Agar tindakan perundungan dan kekerasan di sekolah tidak terulang lagi, diperlukan peran orang tua untuk membentuk perilaku anak dan menjauhkan mereka dari perilaku kekerasan dengan melakukan enam hal ini.

1. Membentuk Kepedulian

Penelitian menunjukkan bahwa seorang anak membutuhkan setidaknya lima orang dewasa untuk membantu mereka tumbuh menjadi anak yang bahagia dan sehat. Jadi bukan hanya orang tua yang sangat berperan dalam membentuk kepribadian anak saat dewasa. Kakek-nenek, paman-bibi, guru, teman-teman, dan lingkungan sekitar juga bisa memberi peran positif dan menjadi contoh bagi anak.

Mengisolasi anak dengan pemikiran bahwa Anda takut anak terpapar hal-hal negatif dari orang lain hanya akan membawa dampak negatif lain. Dengan banyak berinteraksi dengan orang lain secara positif, anak akan menumbuhkan rasa peduli terhadap orang lain.

2. Mengasah Hati Nurani

Anak lahir dengan hati nurani yang bersih. Lingkungan yang buruklah yang menodainya. Orang tua memiliki peran dalam menumbuhkan hati nurani seorang anak. Bantulah anak menumbuhkan hati nurani yang baik dengan tidak berbuat kasar di depan mereka, memberikan perasaan nyaman dan aman, dan cobalah memperbaiki jika Anda berbuat kesalahan. Setiap orang tua pasti pernah berbuat kesalahan, namun bersikaplah terbuka dengan mau mengakui kesalahan dan meminta maaf. 

3. Mengembangkan Empati

Bantulah anak menumbuhkan rasa empati. Caranya dengan mengajarkan anak mengenali macam-macam bentuk emosi sejak dini. Bantu anak menjabarkan apa yang mereka rasakan, misalnya dengan bertanya, "Kenapa adik cemberut? Adik sedih ya? Apa yang membuat adik sedih?" atau, "Wah, kamu pasti sedang gembira ya? Dari tadi ibu lihat senyum-senyum terus."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anak akan belajar bahwa ekspresi berkaitan dengan emosi dan perasaan. Dengan memahami emosi yang ada di dalam dirinya, anak akan lebih peka terhadap perasaan orang lain atau apa yang disebut dengan berempati.

4. Berikan Perhatian

Jangan pernah mengabaikan anak. Tidak hanya anak-anak, bahkan orang tua akan melakukan tindakan yang aneh untuk menarik perhatian jika merasa diabaikan. Pada remaja, tindakan kekerasan bisa jadi salah satu bentuk mencari perhatian dari orang dewasa.

5. Bangun Rasa Percaya Diri

Mengapa anak bisa terjerumus pada lingkungan yang tidak baik? Salah satu alasannya karena mereka tidak percaya diri dan mereka mencoba membangun kepercayaan diri dengan masuk ke lingkungan di mana mereka merasa diakui, meski lingkungan itu buruk untuk mereka. Buat anak percaya diri dengan memuji dan mengakui setiap perbuatan baik dan pencapaian mereka. Biarkan mereka merasa dirinya berharga.

6. Hindari Hukuman Fisik

Memberikan hukuman fisik dengan kekerasan akan meninggalkan trauma dan tentunya memberikan contoh buruk bagi anak. Anak-anak yang biasa mendapatkan hukuman berupa kekerasan fisik akan menjadi kebal dan menganggap kekerasan adalah hal yang wajar.

Baca: Tamparan Akibatkan Perilaku Buruk pada Anak

TABLOID BINTANG

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Kepribadian Kucing yang Perlu Anda Ketahui

3 hari lalu

ilustrasi kucing bengal (pixabay.com)
5 Kepribadian Kucing yang Perlu Anda Ketahui

Penting untuk memahami dan mengenali berbagai macam kepribadian kucing peliharaan Anda.


Jawab Rumor Putus dengan Ajudan Prabowo, Nikita Mirzani Mengaku Jadi Korban Kekerasan

4 hari lalu

Nikita Mirzani. Foto: Instagram Nikita Mirzani.
Jawab Rumor Putus dengan Ajudan Prabowo, Nikita Mirzani Mengaku Jadi Korban Kekerasan

Menurut Nikita Mirzani, selama ini ia diam lantaran merasa takut akan mendapatkan penilaian dan tidak akan ada yang percaya.


Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

4 hari lalu

Front Mahasiswa Anti Kekerasan Papua menggelar Aksi didepan gedung Komnas HAM RI, di Jakrta, Jumat 3 Maret 2023. Aksi ini sebagai bentuk Solidaritas rakyat Papua Wamena terhadap Pelanggaran HAM yang di perbuat oleh TNI/POLRI dan menuntut usut penembakan di Wamena yang mengakibatkan 9 orang meninggal. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum


Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

7 hari lalu

Ilustrasi anak main game. Shutterstock.com
Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

Kak Seto mengatakan game atau permainan dengan kekerasan dan konten negatif mesti dibersihkan karena berdampak buruk pada anak.


Pelaku Kekerasan Anak Biasanya Punya Gangguan Mental

14 hari lalu

Ilustrasi kekerasan pada anak. health. wyo.gov
Pelaku Kekerasan Anak Biasanya Punya Gangguan Mental

Psikolog menyebut para pelaku kekerasan anak cenderung memiliki gangguan kesehatan mental dan biasanya orang terdekat.


KKJ Desak KSAL Adili 3 Anggota TNI AL Pelaku Kekerasan terhadap Jurnalis di Maluku Utara

17 hari lalu

Ilustrasi pasukan TNI AL. ANTARA/Yusran Uccang
KKJ Desak KSAL Adili 3 Anggota TNI AL Pelaku Kekerasan terhadap Jurnalis di Maluku Utara

Tiba di pos, anggota TNI AL menginterogasi Sukandi soal berita yang dibuatnya.


Siklus KDRT Berulang tapi Enggan Berpisah atau Tinggalkan Pasangan, Psikolog Sebut Alasannya

18 hari lalu

Ilustrasi KDRT/Canva Premium
Siklus KDRT Berulang tapi Enggan Berpisah atau Tinggalkan Pasangan, Psikolog Sebut Alasannya

Psikolog mengatakan kebingungan sering menjadi salah satu karakter khas korban yang akhirnya membuat terperangkap dalam siklus KDRT.


Sindrom Anak Sulung Viral di TikTok, Baikkah Dampaknya atau Sebaliknya?

18 hari lalu

Ilustrasi saudara kandung. Foto: Freepik.com/drobotbean
Sindrom Anak Sulung Viral di TikTok, Baikkah Dampaknya atau Sebaliknya?

Beberapa ciri terkait sindrom anak sulung adalah perfeksionis, tanggung jawab besar, berperan sebagai pemimpin. Berdampak positif atau sebaliknya?


Ciri Pasangan Sensitif, Sulit Diubah tapi Bisa Dihadapi

20 hari lalu

Ilustrasi pria menangis. shutterstock.com
Ciri Pasangan Sensitif, Sulit Diubah tapi Bisa Dihadapi

Berikut delapan hal yang harus diketahui bila punya pasangan yang sensiitf agar hubungan dapat berjalan dengan baik.


Cerita Korban Ferienjob UNJ: Mendapat Kekerasan dan Rasisme di Tempat Kerja

21 hari lalu

Mahasiswa Universitas Halu Uleo foto bersama di Bandara Soekarno-Harta saat akan berangkat ferienjob ke Jerman. Istimewa
Cerita Korban Ferienjob UNJ: Mendapat Kekerasan dan Rasisme di Tempat Kerja

Keluhan Achmad Muchlis tentang beban kerja tak pernah digubris saat ferienjob di Jerman yang berkedok magang mahasiswa