TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit kanker tak selalu mematikan. Jika menjalani pengobatan yang benar, pasien bisa dinyatakan bebas dari sel kanker atau remisi. Tapi remisi bukan berarti ancaman kanker benar-benar hilang. Sel kanker bisa aktif kembali bahkan akan lebih ganas daripada sebelumnya.
Baca: Deteksi Dini Kanker, Jangan Tunggu Ada Gejala
Untuk mencegah hal itu, penyintas kanker diharuskan menjalani gaya hidup sehat dengan menjaga asupan makanan dan berolahraga. Selain makanan mengandung pengawet, penyedap, pemanis, dan pewarna, The American Cancer Society menyarankan, para penyintas juga memakan buah-buahan setiap hari, membatasi konsumsi daging merah, juga daging olahan.
Hal yang tak kalah penting olahraga. “Salah satu cara hidup sehat bagi penyintas kanker adalah mengendalikan berat badan dengan berolahraga,” kata Colleen Doyle, MS, RD dari American Cancer Society di laman Web MD.
Penyintas kanker tak perlu melakukan olahraga berat, cukup dengan intensitas rendah di awalnya. Tujuan utamanya adalah tetap seaktif mungkin dengan mingkatkan aktivitas secara perlahan-lahan seiring waktu setelah perawatan.
Dalam studi terhadap beberapa kanker yang berbeda, kelebihan berat badan setelah menyelesaikan pengobatan terkait dengan risiko kambuhnya kanker dan masa hidup yang lebih pendek.
Kapan sebaiknya mulai berolahraga setelah pengobatan? Para pakar menyarakan olahraga dapat dilakukan secepat mungkin setelah pengobatan selesai. Kendalanya, para penyintas kanker biasanya mengalami stres, depresi, merasa sakit, dan kelelahan akibat perawatan sehingga cenderug membuat orang kurang aktif.
Ada beberapa olahraga yang dapat diikuti, antara lain latihan peregangan, aerobik seperti jalan cepat, joging, dan berenang. Olahraga ini membakar banyak kalori sehingga dapat membantu menjaga berat badan.
Selain itu, penyintas kanker dapat mengikuti latihan resistensi atau beban untuk membangun otot sep. “Aerobik dan latihan beban sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan para penderita kanker secara keseluruhan,” kata Kerry Courneya, PhD, kata professor dan peneliti di University of Alberta in Edmonton, Canada.
Baca: Tips Hidup Sehat dari Penyintas Kanker Serviks
CANCER.ORG | WEB MD