TEMPO.CO, Jakarta - Bunuh diri di kalangan remaja semakin sering ditemui, seperti yang terjadi di Bandar Lampung, Jumat, 22 Februari 2019. Peristiwa itu direkam saksi mata dan menjadi video viral yang menyebar di media sosial.
Baca: 4 Alasan Mengapa Penyebaran Video Bunuh Diri Harus Dihentikan
Kadang-kadang pemicu bunuh diri hanya hal sepele bagi orang kebanyakan, tapi membuat remaja itu depresi. Misalnya putus dari pacar. Itu sebabnya, sering kali orang lain tidak menyangka seseorang akan melakukan tindakan bunuh diri.
Meski demikian, orang yang punya kecenderungan bunuh diri menunjukkan tanda-tanda tertentu yang bisa dikenali orang-orang di sekitarnya. “Biasanya ada perubahan perilaku menuju ke tanda-tanda peringatan itu,” kata Benny Prawira, Pendiri dan Ketua Koordinator Into The Light, komunitas yang mendorong kesadaran masyarakat terkait pencegahan bunuh diri.
Menurut Benny, ada delapan tanda orang yang akan melakukan bunuh diri sebagai berikut.
1. Membicarakan keinginan bunuh diri
Ini bisa dilakukan secara implisit misalnya, “Aku menyesal telah dilahirkan” atau secara eksplisit atau “Aku ingin mati saja”.
2. Mencari cara mematikan untuk bunuh diri
Perilaku ini ditandai dengan usaha mendapatkan racun, pistol, atau mencari tahu tempat tinggi yang dapat digunakan untuk percobaan bunuh diri.
3. Putus asa akan masa depan
Mengutarakan perasaan tidak berdaya dan putus asa, merasa terjebak, dan merasa hidup tidak akan lebih baik di masa depan.
4. Membenci dan menghujat diri sendiri
Mungkin ada peristiwa yang tidak membuatnya nyaman, lalu mengungkapkan perasaan malu, bersalah, dan beban bagi orang lain.
5. Mengatur segala hal untuk ditinggalkan
Membuat wasiat dan memberikan benda-benda kesayangan pada orang terdekat.
6. Mengucapkan perpisahan
Ia bisa datang tiba-tiba lalu mengucapkan selamat tinggal seolah-olah tidak ingin bertemu lagi.
7. Menari diri dari orang lain
Ia merasa tidak nyaman bersama orang lain dan keinginan untuk sendiri jadi meningkat.
8. Perilaku merusak diri sendiri
Penggunaan narkotika, psikotropika, dan aat adiktif atau NAPZA meningkat, juga perilaku yang membahayakan seperti menyetir ugal-ugalan.
Kecenderungan melakukan bunuh diri adalah masalah kesehatan jiwa yang sebenarnya bisa diantisipasi. Dan jika menemui tanda-tanda tersebut, orang tua atau orang-orang terdekat bisa mengajaknya mencari pertolongan ahli untuk memperbaiki kesehatan mentalnya, misalnya menemui psikiater atau dokter.
Baca: Stres Tak Selalu Merugikan, Kenapa?