Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lebih Jauh tentang Kanker Darah: Limfoma, Mieloma, dan Leukemia

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ani Yudhoyono dirawat di National University Hospital sejak awal Februari 2019 karena menderita kanker darah. Kabar ini mengejutkan publik karena istri Presiden Republik Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, itu sebelumnya aktif mendampingi banyak kegiatan sang suami.

Baca: Ani Yudhoyono Mengidap Kanker Darah, Simak 4 Diet Perangi Kanker

Putranya, Agus Harimurti Yudhoyono, bahkan menyebut bahwa Ani Yudhoyono tak mengalami gejala yang memprihatinkan.

Kondisi Ani Yudhoyono menyadarkan masyarakat bahwa kanker bisa menyerang siapa saja. Penyakit ini masih menjadi salah satu penyakit paling menakutkan karena bisa mengancam nyawa penderitanya. 

Dr. dr. Cosphiadi Irawan, Sp.PD, KHOM, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta menjelaskan, di AS dan Eropa, kanker penyebab kematian nomor 2.

Di Indonesia, dari peringkat ke-13, kanker kini bertengger di urutan ke-4 berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun lalu. Ia hanya kalah pamor dari strok, jantung, dan infeksi. Kanker terbentuk karena sel tubuh mengalami perubahan wujud dan fungsi. Saat ini, ada sekitar 100 jenis kanker termasuk kanker darah.

Khusus untuk kanker darah, ada tiga jenis yang paling umum. Menurut Cospihadi, ada 3 jenis sel darah, yakni darah merah, darah putih, dan trombosit. Kalau sel darah putih mengalami perubahan bentuk dan fungsi, lalu posisinya berada di getah bening, disebut limfoma non-Hodgkin.

Jika sel darah putih menjelma menjadi sel plasma (sel yang bertugas memproduksi antibodi untuk melawan infeksi jamur, virus, dan lain-lain), itu disebut mieloma multipel.

“Yang terkenal memang leukemia,” ujar Cosphiadi di Jakarta, pekan lalu.

Kanker darah disebabkan banyak faktor, hampir semuanya berhubungan dengan gaya hidup. Cosphiadi menyebut, 1 dari 3 penderita memiliki gaya hidup yang buruk seperti merokok, mengalami obesitas, mengonsumsi makanan rendah serat, dan terkontaminasi bahan petrokimia dari lingkungan sekitar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada anggapan bahwa dibandingkan dengan kanker lain, kanker darah lebih mengerikan karena tidak mengenal stadium. Tapi Cospihadi mengatakan anggapan itu tak sepenuhnya tepat. “Limfoma non-Hodgkin dan mieloma multipel memiliki stadium. Limfoma non-Hodgkin yang kronis terdiri dari 5 stadium,” kata dia.

Pada stadium 0, leukositnya tinggi. Stadium 1, terjadi leukositosis dan kelenjar getah beningnya meninggi. Stadium 2, terjadi pembengkakan hati dan limfa. Memasuki stadium 4, kadar hemoglobin dan trombositnya anjlok.

Khusus untuk leukemia dibagi dua, akut dan kronis. Yang akut tak punya stadium, yang kronis ada stadiumnya. “Untuk melacak perkembangan leukemia akut, kita harus mengecek berapa persen jumlah sel leukemia di area sumsum tulang belakang kemudian menentukan tindakan medis yang tepat buat pasien,” ia menjelaskan.

Jika pasien dinyatakan sembuh dari kanker, jangan senang dulu. Cosphiadi mengingatkan, mereka yang dinyatakan sembuh harus melewati beberapa pengecekan.

Pertama, secara klinis tubuh harus dinyatakan bersih, tanpa tumor. Kedua, secara laboratorium, penanda tumornya dinyatakan normal. Ketiga, hasil pindai PET dan pindai CT menyatakan tubuh pasien bersih dari sel kanker minimal 4 minggu. Lulus tiga pengecekan ini, pasien mendapat remisi lengkap dari dokter.

Setelah itu pasien harus rutin melakukan pemeriksaan berkala. Pemeriksaan berkala sangat penting. “Berdasarkan pengalaman saya, ada sel kanker yang kambuh setelah 3 tahun, 5 tahun, bahkan 20 tahun,” ujarnya.

Kenapa bisa kambuh? Bisa jadi karena sel kanker yang semula tidur, aktif lagi. Fenomena ini disebut minimal residual disease, yakni sel-sel yang tidur terbangun. Hal yang menakutkan, sel kanker yang aktif lagi ini bertingkah agresif.

Baca: SBY Sebut Ani Yudhoyono Sakit Kanker Darah

AURA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

1 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

2 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.


Jarang Dianggap Serius, Ini Penyebab Memar dan Ada Orang yang Lebih Mudah Mengalaminya

7 hari lalu

Ilustrasi memar. Klikdokter.com
Jarang Dianggap Serius, Ini Penyebab Memar dan Ada Orang yang Lebih Mudah Mengalaminya

Memar atau lebam biasanya muncul di kulit dalam warna merah, ungu kebiruan dan jarang dianggap serius. Padahal bisa jadi masalah kesehatan tertentu.


O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

7 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

Bintang NFL sekaligus aktor, O.J. Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker dalam usia 76 tahun.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

8 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

9 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.


6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

9 hari lalu

Ilustrasi sakit gigi. Shutterstock.com
6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

Masalah di mulut bisa jadi merupakan tanda kondisi yang lebih serius. Pakar menyebut kanker mulut salah satunya.


Pakar Kesehatan Jelaskan Kondisi Anemia Aplastik seperti yang Dialami Babe Cabita

9 hari lalu

Babe Cabita saat berkolaborasi untuk film The King's Man. Foto: Istimewa
Pakar Kesehatan Jelaskan Kondisi Anemia Aplastik seperti yang Dialami Babe Cabita

Anemia aplastik, seperti yang dialami Babe Cabita, adalah kondisi orang mengalami kegagalan sumsum tulang belakang untuk mereproduksi tiga jenis sel.