TEMPO.CO, Jakarta - Di berbagai serial televisi, para penegak hukum dikisahkan dapat menemukan pelaku kejahatan melalui DNA yang tertinggal di tempat kejadian perkara. Atau pada kisah nyata, jenazah teroris Noordin M. Top, yang tewas pada September 2009 lalu, pun bisa dipastikan identitasnya melalui tes DNA.
Baca: Studi: DNA Mitokondria Ditemukan Berasal Dari Kedua Orang Tua
Selama ini DNA memang kerap digunakan untuk mengidentifikasi identitas seseorang. Sebetulnya fungsi uji DNA bukan hanya itu. Menurut CEO Generali Indonesia Edy Tuhirman dalam acara yang bertajuk ‘DNA Journal, Inovasi Baru Generali untuk Nasabah Prioritas’, DNA dapat menjadi salah satu cara untuk masyarakat dalam meraih umur panjang. “Fungsi DNA bukan sekedar memastikan identitas, namun dapat membantu masyarakat untuk memperbaiki kualitas hidup sehingga berdampak bagi perpanjangan umurnya,” katanya pada 5 Maret 2019.
Dalam pemaparannya, Edy menyebutkan bahwa analisis DNA ini dapat menunjukkan 3 hal utama dalam mewujudkan umur panjang. Ini meliputi bentuk olahraga, pilihan diet dan suplemen yang sesuai dengan tubuh seseorang. “Tidak semua orang cocok dengan olahraga intensitas tinggi. Begitu pula dengan diet-diet tertentu. DNA dalam hal ini dapat menunjukan pilihan terbaik apa untuk tubuh Anda,” katanya.
Ia lantas memberi contoh salah seorang temannya yang mengikuti analisis DNA. Ia menyebut bahwa hasil DNA-nya menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki resiko terkena kanker hati. Hasil tersebut kemudian akan menunjukkan hal apa saja yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga dapat dikonsumsi demi menunjang kesehatan.
Baca Juga:
Baca: DVI: Identifikasi Korban Lion Air Tinggal Mengandalkan Sampel DNA
“Dia tidak boleh lagi makan makanan tertentu, harus ikut olahraga tertentu dan hal lainnya. Dengan cara ini, tes DNA membantunya untuk meraih umur panjang dengan tindakan preventif,” katanya.