Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Buku Cetak dan Buku Digital, Mana Lebih Asyik?

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi membaca buku. Shutterstock.com
Ilustrasi membaca buku. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Era teknologi informasi membuat segalanya jadi serba digital, termasuk buku. Kini banyak perusahaan penerbitan mengeluarkan buku edisi digital atau e-book. Buku ini memang praktis. Satu perangkat gadget bisa menyimpan banyak buku yang bisa dibawa ke mana-mana.

BacaAda Buku Ajaib di Big Bad Wolf 2019, Apa Lagi yang Beda?

Namun, tidak semua khalayak menikmati membaca e-book, karena memiliki rasa yang berbeda dengan membaca buku cetak (fisik).

Ketika membaca di internet baik melalui gadget maupun layar laptop atau komputer, mata akan menatap layar dan jemari sesekali menekan papan ketik untuk beralih halaman atau berpindah dari atas ke bawah pada halaman yang sama, relatif tidak memiliki ikatan emosi.

Salah satu pengunjung pameran buku Big Bad Wolf (BBW) di ICE (Indonesia Convention Exhibition), BSD City, Tangerang, Vicky Mono mengakui, merasa lebih terikat dengan buku fisik. Terutama pada suara lembaran buku saat berganti halaman, dan aroma buku yang khas.

"Saya masih suka membacakan buku untuk anak sebelum tidur, karena e-book reader untuk anak kecil agaknya memang tidak baik," ujar Vicky yang juga vokalis band metal Burgerkill itu.

Ia menilai pengaruh Internet dan gadget juga memiliki dampak negatif, bagi anak. Alih-alih membaca e-book, para anak kerap lebih memilih game dan menjadi posesif dengan gadget-nya. Baginya, membaca buku edisi "hardcover" berbeda dengan "softcover".

Pengunjung lainnya, Mecca (26) menilai keunikan buku fisik yakni dapat memberi tanda-tanda tertentu pada bagian halaman yang dianggap penting. Belum lagi saat memegang, merasakan dan merawat buku kesukaan.

Selain itu, menyimpannya di rak bersama buku-buku yang lain, serta membersihkan debu-debunya, memperhatikan setiap lembarnya berubah menjadi kuning kecoklatan menjadi kesenangan tersendiri.

Itu beberapa sensasi-sensasi yang tidak didapatkan pada e-book, yang merupakan salah satu produk era Revolusi Industri 4.0.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mecca mengaku, sengaja datang ke BBW ini karena kualitas fisik dari buku yang dijual. "Kalau buku luar, kualitas perekatnya bagus, beda dengan buku lokal," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua III, Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DKI Jakarta, Bidang Buku Agama Islam, dan Pameran & Sarana Usaha, M. Anis B. mengatakan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk tetap meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap buku fisik, salah satunya dengan mengadakan kegiatan literasi seperti diskusi buku, serta bedah buku.

"Bisa dilihat, pameran-pameran buku yang digelar selama ini selalu dipadati pengunjung. Artinya, orang masih suka dengan buku fisik," katanya.

Menurut dia, khalayak kerap berasumsi bahwa generasi milenial lebih menyukai format digital ketimbang fisik. Namun dalam soal buku, penilaian itu terbantahkan.

Namun, lanjut dia, bukan berarti e-book itu tidak baik, mungkin hanya masalah selera saja. Melalui e-book, khalayak dapat mengkoleksi buku hingga puluhan judul, bahkan ratusan.

"Kelebihan e-book juga dapat dikoleksi dalam satu gadget dengan kapasitas penyimpanan tertentu, bisa saja isi perpustakaan, dalam satu gadget," katanya.

E-book, lanjut dia, juga cukup membantu penerbit dalam memasarkan produknya. E-book nyatanya memang ada pasarnya bagi generasi kekinian. "Rata-rata penjualan buku fisik oleh penerbit memang masih besar, lebih dari 70 persen," katanya.

BacaRilis Buku Anak, Maudy Ayunda Sudah Menulis Sejak Usia 10 Tahun

ANTARA 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Teknologi Internet 5,5G, Unduh Film HD Hanya 30 Detik

2 hari lalu

Seri Vivo X Fold3 dan X100 akan menjadi salah satu perangkat pertama yang mendukung konektivitas 5.5G (GSM Arena)
Mengenal Teknologi Internet 5,5G, Unduh Film HD Hanya 30 Detik

Inovasi teknologi seluler terus bergerak cepat dan membawa pengguna ke ranah 5,5G yang kini sudah mulai dikembangkan dan hadir pertama kali di Cina.


Find My Device Luncurkan Fitur Baru, Dapat Lacak HP dalam Kondisi Internet Mati

2 hari lalu

Google Find My Device
Find My Device Luncurkan Fitur Baru, Dapat Lacak HP dalam Kondisi Internet Mati

Find My Device telah mengalami peningkatan fitur yang memungkinkan pengguna untuk melacak lokasi perangkat mereka secara offline.


8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

9 hari lalu

Pemain Al Nassr, Sadio Mane. (Instagram/@alnassr)
8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

Sadio Mane bintang Al Nassr dikenal kedermawanannya untuk kampung halamannya, Bambali, Senegal. Berikut 8 amal jariyah Mane untuk kampungnya.


PANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet

12 hari lalu

Pandi Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital. (Padndi)
PANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet

PANDI tengah merancang Identitas digital berbasis Blockchain bekerja sama dengan instansi pemerintahan terkait.


Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

20 hari lalu

Sebuah tanda tergantung di gerbang sebuah gedung di Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts, AS, 6 Juli 2023. REUTERS/Brian Snyder
Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard


Survei Populix: Konsumsi Internet dan Media Digital Melambung 40 Persen Selama Bulan Puasa

24 hari lalu

Foto ilustrasi jaringan internet.
Survei Populix: Konsumsi Internet dan Media Digital Melambung 40 Persen Selama Bulan Puasa

Survei Populix mencatat kebutuhan internet naik 40 persen selama bulan Ramadan. Mayoritas responden berbagi keseharian melalui Whatsap dan Instagram.


PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

27 hari lalu

Kepala Perwakilan PBB di Indonesia Valerie Julliand (kanan) bersama Vivie Yulaswati Deputi Menteri di Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam BAPPENAS (kiri) menghadiri peluncuran buku
PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

PBB meluncurkan "Those Not Left Behind", buku berisi 22 kisah nyata tentang upaya mencapai SDGs.


7 Ide Bisnis Barang yang Laris di Bulan Ramadan

31 hari lalu

Apa saja bisnis barang yang laris di bulan Ramadan? Berikut ide bisnisnya yang berpeluang untung yang bisa dicoba. Mulai dari pakaian hingga buku. Foto: Canva
7 Ide Bisnis Barang yang Laris di Bulan Ramadan

Apa saja bisnis barang yang laris di bulan Ramadan? Berikut ide bisnisnya yang berpeluang untung yang bisa dicoba. Mulai dari pakaian hingga buku.


Perpustakaan Katedral Ikonik London Buka Pintu untuk Kutu Buku yang Ingin Menginap

41 hari lalu

St Paul's Cathedral London (Pixabay)
Perpustakaan Katedral Ikonik London Buka Pintu untuk Kutu Buku yang Ingin Menginap

Bagi yang ingin menginap di perpustakaan katedral London, Airbnb memasang tarif Rp140 ribu untuk satu malam. Syaratnya, tamu harus kutu buku.


5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

46 hari lalu

Ilustrasi membaca buku. Dok. Zenius
5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

Buku bacaan literasi memiliki beragam manfaat untuk perkembangan anak. Simak lima manfaat membaca buku jenis ini.