TEMPO.CO, Jakarta - YouTube dikabarkan memiliki satu miliar pengguna per bulan dari seluruh dunia. Bahkan, lembaga riset pasar Statista memprediksi jumlah penggunanya akan menyentuh 1,8 miliar pada 2021. Popularitas YouTube disebut mengancam bisnis televisi tradisional.
Baca: Baim Wong dan Paula Tak Mau Setengah-Tengah Buat Konten Youtube
Ketika mengobrol dengan Bintang, tahun lalu, selebgram Awkarin mengulas, “Saya melihat televisi akan mati perlahan. Belakangan, orang mengakses informasi dari media sosial lalu menjadikannya viral.”
Boy William (27) menilai, YouTube justru memotivasi stasiun televisi untuk membuat acara yang lebih bagus. “Nilai produksi program televisi sekarang tidak main-main. Untuk saat ini, konten kreator YouTube di Indonesia belum bisa melakukannya. Jadi kalau dibilang televisi akan mati, enggak juga,” Boy berbagi pandangan. Shireen juga tak sependapat.
“Enggak segampang itu. Di media sosial misalnya, Instagram, Facebook tetap bagus. Beda segmen, sih. Ibu-ibu saya (ibu kandung dan mertua) enggak menonton YouTube. Mereka tetap memilih televisi,” kata Shireen.
Lain lagi dengan Verrell Bramasta. Ia percaya di masa depan, YouTube yang bisa mengancam industri pertelevisian. Ini terjadi untuk menjawab perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup umat manusia.
“Semua peradaban hidup pasti mengalami perubahan dan membutuhkan inovasi. Zaman dulu misalnya, orang membaca koran. Sekarang sudah jarang. Dulu orang memiliki televisi hitam putih, sekarang televisi berwarna. Nah, YouTube bisa jadi alternatif baru media komunikasi di masa yang akan datang. Karena industri YouTube berkembang pesat, profesi YouTuber memang menjanjikan. Kalau tidak, untuk apa dijalani,” kata Verrell.
Sebelum alih profesi, Anji mengingatkan mereka yang ingin jadi YouTuber untuk bertanya kepada diri sendiri, apakah ini keinginan sendiri atau ikut-ikutan. Kalau serius jadi YouTuber, seseorang perlu mempertimbangkan untuk meninggalkan profesi lama agar total.
“Mungkin kalau mau serius menjadi YouTuber, artinya tidak lagi menyanyi dan berbisnis, uang yang diterima bisa lebih besar,” kata Anji. Kalau enggan meninggalkan profesi lama, dibutuhkan keterampilan tingkat tinggi untuk membagi waktu.
Baca: Awas, Ada Instruksi Bunuh Diri di Kartun Anak YouTube Kids
Inilah yang dirasakan Salshabilla saat ini. “Mengedit video biasanya butuh waktu 2 hari. Minimal seminggu sekali saya mengunggah video. Tapi memang akhir-akhir ini saya jarang mengunggah video karena sedang persiapan syuting film baru,” kata Shalshabilla.
TABLOID BINTANG