Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Milenial pun Hobi Dengarkan Piringan Hitam, Apa Alasannya?

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Toko piringan hitam di Jalan Surabaya, Jakarta . Dok. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Toko piringan hitam di Jalan Surabaya, Jakarta . Dok. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan era digital membawa banyak perubahan, bukan saja dari sisi teknologi, tapi juga berdampak pada industri musik di Indonesia. Saat ini, penikmat musik begitu mudah mendengarkan lagu, cukup mengunduh aplikasi melalui smartphone kemudian memilih tembang yang ingin didengar. Padahal, sebelum adanya streaming musik online, masyarakat yang mau menikmati musik harus memiliki compact disc (CD), kaset pita, hingga vinyl atau piringan hitam.

Baca: Piringan Hitam Kembali Diminati

Namun, tidak semua kalangan gemar menikmati musik secara online. Ada juga kalangan yang justru mengoleksi piringan hitam dengan sejumlah kelebihan yang ditawarkan. Piringan hitam pun mengalami titik balik, setelah mengalami masa surut imbas teknologi digital industri musik.

Dengan kualitas suara yang hampir menyerupai data mentah, piringan hitam ini kembali diminati oleh dunia rekaman. Untuk mendengarkan rekaman piringan hitam tentunya wajib memiliki turn table, phono amplifier dan speaker.

Masing-masing ukuran piringan memiliki nilai putaran per menit (rpm) yang berbeda. Ukuran 12 inci diputar dengan kecepatan 33 rpm dan 7 inci diputar dengan kecepatan 45 rpm. Tidak sulit mencari piringan hitam karena banyak toko musik yang mulai menjajakannnya. Tempat tujuan untuk mencari piringan hitam di Jakarta adalah Blok M Plaza, salah satunya adalah Paperpot Record.

Toko piringan hitam Monka Magic, Kemang, Jakarta . Dok. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

Handika Fardi (30), pemilik Paperpot sekaligus kolektor piringan hitam mengatakan minat masyarakat terhadap piringan hitam masih tinggi. Dia menyatakan, banyak masyarakat yang datang untuk membeli piringan hitam, bahkan pembelinya tidak menyasar kalangan lansia melainkan kaum milenial. "Sekarang semakin banyak orang datang, dari SMP sampai yang usia 50an tahun, makin banyak pelaku seriusnya," kata Fardi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Fardi menceritakan piringan hitam yang ia jual selain berasal dari koleksi pribadi, juga berasal dari para kolektor yang datang menjual koleksinya. Tidak jarang, ia juga berkeliling dari rumah ke rumah kolektor untuk mendapatkan barang koleksi itu. "Kecintaan saya sama piringan hitam, karena ada dua seni yang bisa saya nikmati, saya bisa nikmati lagunya dan covernya dan juga piringan hitam lebih awet," kata Fardi.

Harga piringan hitam yang menjadi bisnis Fardi pun bervariasi, sesuai dengan tipe piringan hitam dan kelangkaannya, artis atau band hingga genre lagunya. Di Paperpot menjual semua jenis genre dari dalam dan luar negeri, untuk piringan hitam termurah dengan harga Rp 75 ribu hingga termahal Rp 2 juta, salah satunya band The Beatles album "Abbey Road" yang dibanderol dengan harga Rp600 ribu.

Salah satu pecinta piringan hitam, Rendra (27), mengatakan tidak ada patokan harga piringan hitam, karena yang menentukan adalah pola pendekatan dan komunikasi antara pedagang sehingga terjadi kesepakatan harga. "Ketika di Yogyakarta saya mencari piringan hitam dari rumah ke rumah, sambil melakukan pendekatan secara pribadi kepada pedagang," kata Rendra.

Rendra menceritakan sudah memiliki 1.000 keping piringan hitam, yang dikumpulkan dari berbagai tempat. "Cari di loakan daerah Jawa Barat, Jawa Tenggah dan Yogya, ngobrol-ngobrol sama pedagangnya sampai di rumah pedagangnya, dapat piringan hitam dari koleksi pribadinya," kata dia. "Kualitas yang baik mendorong pendengar memilih untuk mendengarkan piringan hitam, harga enggak masalah," kata Rendra.

Baca: Kisah Mereka yang Menggilai Piringan Hitam

Piringan hitam memberikan kepuasan tersendiri bagi para penggemarnya. Hasil suara yang jernih bisa menjadi nilai tambahan tersendiri yang dimiliki piringan hitam. Hal itu berbeda dengan musik digital yang ter-compress sedemikian rupa untuk kebutuhan ukuran file sehingga mengurangi kualitas suara.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

4 jam lalu

Sebuah tanda tergantung di gerbang sebuah gedung di Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts, AS, 6 Juli 2023. REUTERS/Brian Snyder
Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard


45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

10 hari lalu

Penampilan Adam Levine di Super Bowl/USA Today
45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

Adam Levine vokalis Maroon 5 yang juha Juri The Voice America hari ini berulang tahun ke-45. Ini karier bermusiknya dan tangga raih kesuksesan.


Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

12 hari lalu

Dua terduga pelaku asusila modus orkes musik keliling diperiksa tim penyidik Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim di Kantor Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 16 Maret 2024. Foto: ANTARA.
Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

Polisi menangkap enam orang anggota orkes musik kelilng usai viral video perbuatan asusila dua personelnya


Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

14 hari lalu

Ilustrasi senam aerobic. Dok. TEMPO/Nickmatulhuda
Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

Pakar audiologi mengingatkan dampak suara keras pada pendengaran, baik musik maupun teriakan instruktur, di pusat kebugaran atau kelas senam.


Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

16 hari lalu

Adrie Subono. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

Adrie Subono adalah promotor musik yang berpengalaman menghadirkan konser penyanyi dalam dan luar negeri. Ia juga merupakan keponakan dari B.J. Habibie.


Generasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?

17 hari lalu

Ilustrasi Pinjaman Online. Freepix: Lifeforstock
Generasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?

Ekonom Yusuf Wibisono angkat bicara soal akar masalah fundamental dari maraknya kredit macet Pinjol pada generasi muda.


Jaafar Jackson Memerankan Sang Paman dalam Film Biopik Michael Jackson, Ini Profilnya

21 hari lalu

Penampilan Jaafar Jackson yang berperan sebagai Michael Jackson dalam film MIchael. Diabadikan oleh fotografer Kevin Mazur. Instagram.com/@antoinefuquaJaafar Jackson. Instagram.com/@antoinefuqua
Jaafar Jackson Memerankan Sang Paman dalam Film Biopik Michael Jackson, Ini Profilnya

Pemeran Michael Jackson dalam film biopik Michael akan diperankan keponakannya, Jaafar Jackson. Ini profil anak Jermaine Jackson itu.


Adobe Kenalkan Sistem Komposer Berbasis AI, Menerjemahkan Teks Menjadi Musik

23 hari lalu

Logo Adobe
Adobe Kenalkan Sistem Komposer Berbasis AI, Menerjemahkan Teks Menjadi Musik

Menyaingi penerjemahan teks menjadi gambar, Adobe memberikan teknologi AI yang bisa mengubah teks menjadi musik.


Ed Sheeran Suka Musik Indie, Tertarik dengan Vinyl Indonesia

25 hari lalu

Ed Sheeran datang ke Pasar Santa, Jakarta Selatan, menjelang konsernya di Jakarta International Stadium (JIS) pada Sabtu, 2 Maret 2024. Foto: Instagram/@teddyphotos
Ed Sheeran Suka Musik Indie, Tertarik dengan Vinyl Indonesia

Ed Sheeran terlihat penasaran dengan piringan musik yang dipajang di toko yang terdapat di Pasar Santa itu.


Kemendikbudristek Kembali Gelar Audisi Gita Bahana Nusantara, Ini Jadwalnya

30 hari lalu

Nathania Karina atau yang akrab disapa Nia, akan menjadi konduktor  Gita Bahana Nusantara (GBN) dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Foto : Kemendikbud
Kemendikbudristek Kembali Gelar Audisi Gita Bahana Nusantara, Ini Jadwalnya

Kemendikbudristek menilai GBN adalah representasi Indonesia mini, artikulasi musikal dalam sebuah ekspresi kultural.