TEMPO.CO, Jakarta - Obesitas menjadi salah satu masalah kesehatan di masyarakat saat ini. Ada bocah 12 tahun asal Karawang, Jawa Barat bernama Arya Permana yang memiliki bobot tubuh mencapai 192 kilogram. Ada pula kasus wanita berusia 37 tahun, Titi Wati, yang memiliki berat badan 220 kilogram.
Baca: Porsi Menu Fast Food Kian Meningkat Pada 30 Tahun, Awas Obesitas
Kali ini ada pula pria 23 tahun, Muhammad Naufal Abdillah, yang sempat memiliki berat 239 kilogram pada Desember 2018. "Sekarang berat saya sudah turun menjadi 203 kilogram," kata Naufal pada acara pada acara 'Bariatrik, Komitmen untuk Hidup Sehat Sepanjang Usia' yang digelar oleh Rumah Sakit Pondok Indah Group, di Jakarta, Kamis 14 Maret 2019.
Naufal sempat menjalani operasi bariatrik pada Desember 2018. Sehingga dalam tiga bulan ia bisa menyusutkan 36 kilogram dari berat tubuhnya. Naufal mengaku bertubuh tambun sejak ia kecil. Ia merasa berat tubuhnya sangat cepat naik. "Waktu bayi setiap bulan pasti saya naik 1 kg, kalaupun sakit tetap naik 0,5 kilogram. Ketika umur 12 tahun, berat saya sudah mencapai 110 kilogram," kata Naufal.
Walau memiliki bobot berlebih, Naufal mengaku tetap menjadi anak yang aktif. Ia senang bermain futsal juga berenang. Sayang, semakin besar badannya, semakin berat pula ia harus menopangnya. Akibatnya, ia tidak bisa lagi melakukan aktivitas fisik secara optimal.
Baca Juga:
Ketika beratnya sudah mencari angka 200 kilogram, Naufal merasa mudah letih. Ia pun mengeluh sendi-sendinya mulai terasa sakit. "Saya mencoba diet, tapi hasilnya yo-yo. Jadi 3 bulan diet, turun, naik lagi, diet lagi, turun lagi, dan begitu terus sampai puncaknya ada di 239 kilogram. Dari situ saya memutuskan untuk melakukan tindakan," kata Naufal.
Naufal pun berkonsultasi dengan ahli gizi, David Fadjar Putra untuk mendapatkan pola diet yang baik. Namun dengan melihat kondisi Naufal, David menyarankan agar Naufal berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah konsultan bedah digestif, Peter Ian Limas.
Peter memberi masukan agar Naufal menjalani operasi bariatrik guna menurunkan berat badannya dengan cepat. Ada empat jenis bedah bariatrik, dua di antaranya umum dilakukan di Indonesia, yakni sleeve gastrectomy dan gastric bypass. Kedua tindakan ini sama-sama memiliki hasil akhir penurunan berat badan akibat berubahnya bentuk organ pencernaan pasien sehingga mempengaruhi pola makan dan penyerapan makanan di dalam tubuh.
Sleeve gastrectomy merupakan tindakan pemotongan lambung pasien kurang lebih sebanyak 85 persen sehingga ukuran lambung jadi lebih kecil. Sementara gastric bypass adalah tindakan penggabungan bagian atas lambung dengan usus kecil sehingga makanan tidak lagi melewati lambung dan kalori makanan yang diserap sedikit.
Muhammad Naufal Abdillah (23) yang semula memiliki bobot tubuh 239 kilogram lalu menjalani bedah bariatrik jenis sleeve gastrectomy pada tahun 2018. Kini beratnya berkurang 36 kilogram menjadi 233 kilogram.Tempo/Mitra Tarigan
Naufal mendapat tindakan sleeve gastrectomy dari Peter dan tim dokternya. Tindakan itu membuat Naufal mengatur nafsu makannya. Menurut Peter, operasi itu tidak langsung membuat berat badan pasien menciut selamanya. Penting sekali kerja sama dan disiplin pasien untuk mengikuti berbagai tindakan. "Setelah operasi, pasien tetap harus berolahraga, dan mengikuti diet yang disiplin," kata Peter.
Naufal harus berenang lima kali sehari untuk terus bergerak. Ia pun diminta terus menjaga asupannya. Ia tidak bisa lagi mengkonsumsi 3 porsi nasi goreng saat ia lapar di malam hari seperti yang pernah dilakukannya. "Kalau lapar saya siasati dengan minum banyak dan makan buah. Sekarang sudah mendingan, baju banyak longgar dan jalan lebih ringan," kata Naufal.
Peter mengatakan targetnya, berat badan Naufal bisa turun menjadi 80 kilogram. Menurut Peter, teknik bedah bariatrik bisa menghilangkan 55 hingga 85 persen berat badan.
Walau bisa mudah mengurangi berat badan, namun Peter menekankan bahwa operasi Bariatrik bukan tindakan untuk operasi untuk kecantikan. "Kira-kira orang yang mau menurunkan 70 kilogram ke atas, baru bisa mengikuti operasi ini. Kalau mau menurunkan 10-15 kilogram, sebaiknya mengikuti diet ketat dan berolahraga teratur," kata Peter.
Peter mengatakan, dalam melakukan proses ini, ada banyak sekali dokter yang perlu ikut serta. Ada dokter bedah, dokter saraf, dokter gizi, dokter olahraga, dan beberapa dokter lain. Proses Bariatrik pun memakan jumlah dana yang cukup besar. "Sekali operasi, kira-kira menghabiskan dana Rp 150 juta," kata Peter.
Masalah lain yang juga berpengaruh adalah komitmen pasien. Banyak sekali pasien yang tidak tahan dan akhirnya tidak bisa menjaga disiplin diet dan aktivitasnya. "Makanya proses ini tidak mudah. Perlu kerja sama semua pihak, termasuk si pasien," katanya.
Baca: Begadang Bisa Buat Gemuk, Apa Hubungannya?
Anda sudah menjaga gaya hidup Anda agar terhindari dari penyakit obesitas?