TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno akan menjalani debat pemilihan presiden atau Debat Pilpres 2019 putaran ketiga pada Minggu, 17 Maret 2019. Keduanya memiliki gaya yang kontras dalam segala hal. Ini dimaklumi karena keduanya berasal dari dunia yang berbeda. Ma’ruf Amin dikenal sebagai pemuka agama dan Sandiaga Uno sebagai pebisnis.
Baca: Menjelang Debat Pilpres Sesi 2, Netizen Paling Banyak Mention KPU
Usia mereka pun terpaut jauh. Ma’ruf Amin baru saja merayakan ulang tahun ke-76 pada 11 Maret lalu, sedangkan Sandiaga Uno kini berusia 49 tahun. Beda usia ini membuat Ma'ruf dan Sandi bagaikan berada dari kutub yang berbeda dari segi penampilan.
Sandiaga Uno terlihat sangat memperhatikan penampilan, seperti dikomentari oleh pengamat mode Sonny Muchlison setelah melihat gaya berbusana sang politisi pada debat calon presiden putaran pertama. Ia selalu terlihat selalu apik dalam setiap penampilannya.
Di sisi lain, Ma'ruf Amin punya tampilan yang tidak kalah berkarakter: sarung. Dia selalu mengenakan sarung sebagai pengganti celana, dipadukan dengan kemeja sebagai atasan. Pada acara-acara formal, pria yang selalu mengenakan peci itu kerap memakai jas yang membuat tampilannya terlihat lebih resmi. Sesekali, sorban menghiasi lehernya.
"Itu pakaian santri," ujar perancang Deden Siswanto saat dihubungi Antara, Sabtu, 16 Maret 2019.
Tradisi bersarung awalnya dimulai dari kebiasaan kaum sarungan di wilayah Jawa. Menurut antropolog Cliffort Geertz dalam buku Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa, kaum santri identik dengan pelaksanaan ritual pokok agama Islam.
Kini sarung juga jadi objek karya para perancang-perancang Indonesia, salah satunya Deden. Dia adalah salah satu orang di industri mode yang ingin melejitkan popularitas sarung sebagai kain Indonesia. Baru-baru ini, pamor sarung dan perajinnya juga digenjot lewat Festival Sarung Indonesia 2019.
Lantas, apakah gaya busana Ma'ruf Amin juga berkontribusi secara signifikan dalam misi mempopulerkan penggunaan sarung di luar busana untuk beribadah?
Baca: Baju Putih Jokowi-Ma'ruf di Debat Pilpres, Ini Kata Pengamat Mode
Deden berpendapat, dampaknya tidak begitu signifikan untuk kampanye "Sarung is My New Denim", di mana masyarakat diajak memperlakukan sarung seperti celana-celana jins yang tak lepas dari keseharian untuk acara formal dan informal.
ANTARA