TEMPO.CO, Jakarta - Menjaga kebersihan menjadi salah satu syarat hidup sehat. Tapi, terlalu higienis justru mengancam kesehatan karena banyak bakteri yang menjadi resisten terhadap antibiotik.
Baca: Tak Semua Penyakit Harus Pakai Antibiotik, Tilik Keterangan Pakar
Sebuah studi yang diterbitkan Nature Communications mengungkapkan, beberapa tempat yang tingkat kebersihannya tinggi menunjukkan adanya penurunan keragaman mikroba. Sebaliknya, resistensi bakteri terhadap antibiotik justru meningkat.
"Di lingkungan dengan kontrol mikroba yang kuat, seperti di unit perawatan intensif, ada peningkatan resistensi antibiotik yang menunjukkan potensi tinggi untuk bergabung dengan patogen," kata Dr Alexander Mahnert, direktur studi di Institute of Environmental Biotechnology of TU Graz, Austria, seperti dikutip Science Daily, 12 Maret 2019.
Resistensi antibiotik membuat bakteri merugikan sulit dibasmi. Akibatnya, muncul kuman-kuman super penyebab penyakit yang bisa menimbulkan kematian. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa jumlah orang yang meninggal dunia karena resistensi bakteri terhadap antibiotik meningkat di seluruh dunia.
Baca Juga:
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mencatat, resistensi antibiotik bertanggung jawab atas 700 ribu kematian di seluruh dunia. WHO memperkirakan bahwa jika tidak ada tindakan yang diambil, resistensi antibiotik akan mengakibatkan sekitar 10 juta kematian secara global setiap tahun pada 2050.
Baca: Bahaya Minum Antibiotik Berlebihan, Bisa Berujung Kematian
Tim peneliti ini merekomendasikan penganginan secara teratur, tanaman hias, penggunaan mikroorganisme secara hati-hati, serta pengurangan pembersih dengan antibakteri menjadi strategi meningkatkan keragaman mikroba. Hasil penelitian menunjukkan, keragaman mikroba yang stabil di wilayah klinis menangkal penyebaran resistensi antibiotik.
SCIENCE DAILY | TIMES OF INDIA