TEMPO.CO, Jakarta - Apakah Anda percaya bahwa pada usia tertentu, ada kecenderungan untuk pria dan wanita selingkuh? Sebuah analisis yang baru-baru ini diluncurkan oleh situs kencan untuk orang yang telah menikah, Ashley Madison rupanya berhasil membuktikannya.
Baca: Studi: Pekerja di Bidang Ini Punya Kecenderungan Selingkuh
Menurut data yang mereka miliki, kelompok pria dan wanita yang tertinggi dalam melakukan perselingkuhan ialah pada rentang usia 30-an. Pria biasanya mendaftar ke situs selingkuh tersebut ketika mereka berusia 36 tahun.
Sedangkan untuk wanita, usianya lebih muda yaitu 33 tahun. Ternyata, alasan terbesar di balik bergabungnya mereka dengan situs tersebut ialah karena harapan yang masih belum terpenuhi setelah menikah.
Selain hubungan yang tidak sesuai harapan, seorang psikolog dan penasihat pernikahan, Anuja, mengatakan bahwa bergabungnya mereka di situs tersebut untuk memecah kebosanan dan mencari semangat baru.
"Dalam sebagian besar kehidupan nikah, begitu masa bulan madu berakhir, kenyataan dan realita mulai muncul. Ini berkaitan dengan seluruh anggota keluarga, bukan hanya keintiman antar-pasangan. Itulah yang menjadi beban," katanya seperti yang dilansir dari Times of India pada 28 Maret 2019.
Kelompok usia kedua yang rentan untuk berselingkuh ialah usia lebih muda, yaitu 19 hingga 29 tahun. Rentang usia ini disebut sebagai kali pertama mereka melakukan perselingkuhan. Rupanya, usia 19 hingga 29 tahun disebut sebagai tahapan di mana mereka baru mengeksplorasi makna jalinan hubungan dan kekecewaan dari hubungan itu sendiri.
Kelompok terakhir yang rentan selingkuh adalah orang dengan usia 40 hingga 49. Alasan umum dari aksi mereka tersebut ialah stres yang dialami dalam pernikahan mereka. Beberapa orang merasa rindu dengan kehidupan awal saat mereka belum dikaruniai anak dan tanggung jawab yang meningkat. Menurut mereka, berselingkuh dapat membantu untuk melupakan perjuangan dalam kehidupan pribadi mereka secara sementara.
Dari ketiga kelompok yang ada, sebagian besar perselingkuhan diinisiasi dari keinginan untuk lari dan melupakan masalah yang ada. Namun, hal tersebut bukanlah sesuatu yang baik untuk dilakukan. Sebaliknya, pasangan suami istri seharusnya memilih jalan keluar lain seperti melakukan konseling pernikahan untuk menyelesaikan masalah.