Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Imunoterapi jadi Harapan Baru untuk Pengobatan Kanker Paru-paru

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com
Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sel kanker seperti musuh. Mereka menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang diibaratkan sebagai tentara penjaga kesehatan manusia. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh tumbang dan kondisi kesehatan pasien cepat menurun.

Baca: Pasien Kanker Rentan Stres karena Lingkungan, Ini Dampaknya

Tapi kini teknologi kedokteran dapat menambah pasukan kekebalan tubuh dengan imunoterapi. Terapi yang makin populer dalam tiga tahun belakangan ini merupakan terobosan batu dalam pengobatan kanker. Imunoterapi menggunakan sistem kekebalan tubuh pasien untuk melawan sel-sel kanker.

Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik dari MRCCC Siloam Hospitals Jakarta, dr. Jeffry B. Tenggara, Sp.PD, KHOM, menjelaskan, tubuh memiliki sel T yang merupakan bagian darah putih. Sel ini seperti tentara yang tugasnya melawan musuh.

Sel darah putih punya banyak komponen antara lain limfosit, basofil, dan fagosit. Dan, yang berperan melawan kanker adalah sel limfosit T dan sel NK. “Tapi, kadang kekebalan kita tidak cukup kuat untuk melawan kanker. Awalnya kekebalan tubuh dapat membasmi sel kanker sebelum mereka berkembang lebih lanjut," kata Jeffry kepada tabloidbintang.com di Jakarta, pekan ini.

Seiring waktu, sel-sel kanker bertumbuh makin cepat hingga kekebalan tubuh tak dapat mengimbangi sepak terjang mereka. Beberapa jenis kanker diketahui memiliki mekanisme untuk menghancurkan sel limfosit T.

Prinsip imunoterapi, kata Jeffry, memanfaatkan mekanisme kekebalan sel tubuh kita sendiri untuk melawan kanker. Ada beberapa jenis metode imunoterapi, yaitu check point inhibitors (CPI), cytokine induced killer cell, dan vaksin.

Saat ini immunoterapi yang banyak dipakai CPI yang salah satunya, adalah anti PD-1. Mekanisme kerja anti-PD1, mencegah kematian sel limfosit T yang diserang kanker. "PD-1 bagian sel T limfosit. Tugasnya menginduksi program pematian sel, dalam hal ini sel kanker. Secara alami, tubuh memiliki mekanisme untuk meredakan PD-1 karena bila aktivitasnya berlebih, justru berdampak buruk bagi tubuh," Jeffry mengulas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Itu sebabnya, beberapa sel tubuh dirancang memiliki PD-L1 dan PD-L2. Bila PD-1 berikatan dengan ligan PD-L1 atau PD-L2, sel T menjadi tidak aktif, sehingga tidak muncul reaksi berlebih.

Sayang, sel kanker tak kalah cerdas. Mereka dapat meniru mekanisme ini. Beberapa jenis kanker bahkan mengembangkan ligan PD-L1 dan atau PD-L2 pada permukaannya untuk meredam aktivitas sel T. Dengan demikian mereka dapat menyembunyikan diri dari kejaran sistem imun.

Hadirnya anti PD-1 memberi pilihan terapi lebih banyak khususnya bagi pasien kanker paru-paru. Dr. dr. Andhika Rachman, Sp.PD-KHOM dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta menyatakan, pemberian obat ini meningkatkan progression-free survival (PFS) hingga enam bulan.

"PFS adalah masa selama kanker tidak berkembang. Ini menjanjikan, mengingat angka kesintasan pasien kanker paru-paru sangat rendah."

BacaSering Minum Teh Panas Meningkatkan Risiko Kanker Kerongkongan

TABLOIDBINTANG.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

1 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

2 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

4 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

4 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.


O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

7 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

Bintang NFL sekaligus aktor, O.J. Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker dalam usia 76 tahun.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

8 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

8 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.


6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

9 hari lalu

Ilustrasi sakit gigi. Shutterstock.com
6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

Masalah di mulut bisa jadi merupakan tanda kondisi yang lebih serius. Pakar menyebut kanker mulut salah satunya.


Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

9 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga di gym. Foto: Freepik.com/Jcomp
Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Ternyata olahraga ringan selama 15 menit dapat meningkatkan kekebalan dengan meningkatkan kadar sel pembunuh alami bernama raising natural killer (NK)


Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

10 hari lalu

Ilustrasi semur daging. Shutterstock
Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

Dokter mengingatkan masyarakat agar sebisa mungkin memilih daging sapi tanpa lemak untuk hidangan Lebaran agar kesehatan tetap terjaga.