TEMPO.CO, Jakarta - Chef Bara Pattiradjawane merilis sebuah buku tentang sambal di London Book Fair. "Baru pekan lalu saya meluncurkan buku tentang sambal, namanya Sambal Nation atau Republik Sambal," kata Chef Bara dalam peluncuran Salam ABC Pedasuransi bersama AXA Financial Indonesia pada 28 Maret 2019 di Dharmawangsa, Jakarta.
Baca: 4 Sambal Rasa Nyeleneh: Manis, Badai, Petir, dan Geledek
Chef Bara mengatakan buku itu dianggapnya menjadi salah satu bentuk kontribusinya untuk bangsa Indonesia. Hal itu berawal dari ia melihat terlalu banyak konflik yang ada di Indonesia. "Saya pikir, ada satu hal yang bisa menyatukan rakyat Indonesia, yaitu sambal," katanya.
Menurut Chef Bara, ia melakukan riset selama enam bulan tentang sambal di seluruh Indoneia. Ia pun akhirnya menuliskan hasil riset tentang 45 sambal dalam bukunya, lalu ia pun menambahkan 17 resep makanan yang memang cocok disantap dengan sambal, terakhir ia juga mencoba membuat 8 buah hashtag tentang sambal "Kalau digabung, jadinya 17-8-45 hari kemerdekaan Indonesia," katanya.
Bara Pattiradjawane. TEMPO/Nickmatulhuda
Dalam melakukan risetnya, Chef Bara menemukan berbagai fakta baru tentang sambal. Misalnya ternyata sambal berasal dari dataran Amerika Selatan seperti Portugis dan Spanyol. "Mereka yang akhirnya menanam benih cabai di Indonesia," katanya.
Dari hasil risetnya itu, Chef Bara pun baru mengetahui bahwa sejarah cabai di Indonesia sebenarnya sudah mendarah daging. Ia mengatakan bahwa cabai pernah tergambar di salah satu relief di Borobudur. "Tapi itu merupakan cabai Jawa alias Lempuyang. Kalau cabai yang kita kenal saat ini adalah cabai yang dari Amerika Selatan," katanya.
Cabai dan sambal memang dianggap sama, Tapi secara harfiah, cabai adalah biji yang ditumbuk. Sedangkan sambal adalah cabai yang diulek dan sudah ditambahkan dengan berbagai jenis variasi seperti terasi, bawang, mangga, andaliman dan variasi lainnya.
Informasi yang Chef Bara terima, di Indonesia terdapat 320an jenis sambal dari Sabang sampai Merauke. Ia hanya meneliti 45 buah jenis sambal dari Sabang sampai paling timur itu Ambon. "Dari riset saya, sampai saat ini belum ada sambal dari Papua," katanya.
Ia pun merasa bisa menciptakan sambal untuk Papua. "Kuliner itu kan berevolusi. Bila menciptakan sambal dari Papua, maka perlu menggunakan bahan-bahan yang ada di Papua dan juga memasak dengan teknik masak masyarakat lokalnya," katanya.
Baca: Sandwich Sambal Teri, Seperti Apa Rasanya?
Buku tentang sambal ini akan segera dirilisnya dalam waktu dekat di Indonesia. Buku ini juga akan dibuat dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.