Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Turunkan Berat Badan Tidak Cukup Hanya dengan Diet

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masih ingat Arya Permana. Bocah berusia 10 tahun asal Karawang, Jawa Barat, yang dua tahun lalu berbobot 190 kilogram. Akibat mengalami obesitas itu, Arya sampai tak mampu bergerak dan beraktivitas seperti biasa. Kisah Arya mencuat begitu pemerintah Kabupaten Karawang membawa dia ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, untuk mendapat penanganan medis terkait dengan berat badannya. Bocah laki-laki ini mengalami obesitas karena pola makan berlebihan sejak kecil. Setelah mengikuti berbagai perawatan medis dan perubahan gaya hidup yang lebih sehat selama 20 bulan, Arya berhasil menurunkan berat badannya hingga tinggal 80 kilogram.

Baca: Cegah Obesitas dengan Hindari Karbohidrat Olahan di Supermarket

Sejak kisah Arya viral, kasus-kasus obesitas ekstrem belakangan mencuat di berbagai daerah. Beberapa di antaranya yang ramai diberitakan adalah Yudi Hermanto, 33 tahun, pria asal Karawang, berbobot 310 kilogram; SD, perempuan berusia 15 tahun, berbobot 179 kilogram asal Lumajang, Jawa Timur; dan Titi Wati, perempuan berusia 37 tahun, asal Kalimantan Tengah yang berat badannya mencapai 220 kilogram. Terbaru, pada awal Maret lalu, seorang pasien perempuan asal Karawang berbobot hampir 150 kilogram diberitakan meninggal saat menjalani penanganan medis di rumah sakit yang sama dengan tempat Arya dirawat.

Menurut binaragawan Ade Rai, sebetulnya beberapa kasus obesitas ekstrem yang mencuat itu karena bobot tubuh penderitanya yang memang sangat berlebih. Misalnya, Arya dengan nilai IMT atau indeks massa tubuh (perbandingan berat badan dengan tinggi badan) mencapai 50. Seseorang masuk ke dalam kategori obesitas jika nilai IMT-nya lebih dari 27,0. Adapun nilai IMT normal adalah 18,5-22,9.

Bocah Obesitas, Arya Permana (10) menjalani program penurunan berat badan oleh sejumlah Dokter Anak, ahli psikoterapi, serta ahli diet, dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dengan berjalan kaki mengelilingi kawasan rumahnya di Tegalwaru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, 4 Agustus 2016. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

"Nah, kasus obesitas umum pun seharusnya mendapat perhatian lebih," kata Ade. Karena jumlah penderita obesitas terus naik dari tahun ke tahun.

Kementerian Kesehatan RI, melalui Riset Kesehatan Dasar 2018 yang dirilis pada Desember tahun lalu melaporkan, prevalensi penduduk berusia lebih dari 18 tahun yang mengalami obesitas terus bertambah. Jika pada 2007 jumlahnya hanya 8,6 persen dari total penduduk, pada tahun lalu prevalensinya meningkat menjadi 21,8 persen.

Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes, Doddy Izwardy, mengatakan secara umum, obesitas disebabkan oleh tiga faktor, yakni faktor perilaku, lingkungan, dan genetik. Faktor genetik hanya menyumbang 10-30 persen, sedangkan faktor perilaku dan lingkungan dapat mencapai 70 persen. "Faktor terbesar itu karena kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan makan makanan instan, serta kurang mengkonsumsi buah dan sayur," kata Doddy dalam keterangan persnya beberapa waktu lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak sedikit orang yang sudah merasakan kelas atau workshop diet untuk menurunkan berat badan. Salah satu yang pernah rutin mengikuti pelatihan diet adalah pendiri Pesantren Daarul Qur’an, Jam’an Nurkhatib Mansur, atau yang populer dengan nama Ustad Yusuf Mansur. Setahun lalu, Yusuf mengundang pendiri gaya hidup ketofastosis, Nur Agus Prasetyo, untuk mengajarinya menjalani diet tanpa karbohidrat itu.

Ustad Yusuf Mansur mengunggah video yang menceritakan kondisi Arifin Ilham saat dijenguknya. Dalam unggahannya dia membantah kabar hoax kematian Arifin Ilham dan meminta doa agar pendakwah ini segera diberi kesembuhan. Instagram/@Yusufman

"Awalnya karena saya gelisah melihat bentuk perut semakin buncit," ujar Yusuf, Kamis lalu, seraya tertawa. Rupanya kegelisahan serupa dialami rekan-rekan Yusuf di pesantren. "Kok makin tua bentuk badan kami makin ancur, ha-ha-ha." Selain itu, Yusuf yang memang gemar makan ini mengaku kerap mengalami sakit kepala dan mudah jatuh sakit. Setelah diperiksa, rupanya kadar gula dan lemak tubuhnya cukup tinggi.

Melalui diet ketofastosis yang diajarkan Prasetyo, Yusuf dan rekan-rekannya kemudian mulai mengurangi konsumsi gula dan karbohidrat. Meski tak sepenuhnya menjalani diet ketofastosis (menghindari makan karbohidrat), prinsip-prinsip diet seperti makan secukupnya ia terapkan dengan disiplin. "Lumayan setahun terakhir sudah terasa, lingkar perut mulai mengecil." Rekan-rekan Yusuf di Daarul Qur’an ada yang konsisten menjalani diet ini hingga berhasil menurunkan bobot tubuh sebanyak belasan hingga puluhan kilogram.

Baca: Mau Tetap Langsing, Intip Pola Makan Negara Maju Jepang dan Korea

Meski begitu, Yusuf tak menerapkan pola makan rendah karbo itu untuk para santrinya. Karena, kata dia, aktivitas para santri masih cukup tinggi. "Jadi pembakaran karbohidrat mereka seimbang, makan banyak pun tak masalah." Yusuf mengatakan pola makan teratur dan dibatasi ini sangat bermanfaat bagi orang-orang yang sudah berusia di atas 40 tahun. "Sebagai pencegahan penyakit degeneratif seperti jantung dan diabetes juga."

AMMY HETHARIA | HADRIANI PUDJIARTI | PRAGA UTAMA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

2 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

3 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

5 hari lalu

Ilustrasi menimbang berat badan. Shutterstock
Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

Diet sehat setelah banyak makan makanan bersantan saat Lebaran bisa diterapkan dengan pola makan bergizi seimbang agar berat badan ideal lagi.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

5 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

6 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.


Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

10 hari lalu

Menu sambal goreng hati sapi. shutterstock.com
Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

11 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

12 hari lalu

Ilustrasi balita mudik. shutterstock.com
Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

Pakar kesehatan mengingatkan orang tua untuk memperhatikan daya tahan tubuh balita saat mudik mengingat kondisi cuaca yang sedang tak baik.


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

13 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).