TEMPO.CO, Jakarta - Anak-anak yang terbiasa makan malam bersama keluarga secara teratur, dengan atmosfer yang positif dan menyenangkan, cenderung mempunyai pola makan yang lebih sehat. Sayangnya, hal ini menjadi menjadi kesempatan langka bagi masyarakat kota besar yang disibukkan oleh pekerjaan.
Baca: 3 Waktu yang Tepat Mengonsumsi Buah-buahan, Bukan Setelah Makan
Makan malam bersama keluarga di rumah memudahkan orang tua bisa mengontrol asupan makanan yang masuk dalam tubuh anak. Dengan begini, secara tidak langsung anak tidak hanya akan tumbuh sehat secara fisik, namun secara mental.
Nimali Fernando, dokter anak dan pendiri organisasi nirlaba Doctor Yum Project di Virginia, Amerika Serikat, mengatakan bahwa kebiasaan makan bersama juga mengurangi kemungkinan anak makan makanan yang dibeli di luar. “Ketika keluarga memberikan makanan alternatif untuk anak, maka mereka akan belajar, ‘jika saya tidak memakan itu (masakan ibu), maka saya akan mendapatkan sesuatu yang lebih lezat (makanan yang dibeli di luar)’,” kata dia.
Tetapi jika orang tua tidak memberikan kesempatan mereka melakukan hal itu, mereka hanya punya pilihan makan (masakan ibu) atau tidur dalam kondisi lapar. Dan tidak perlu khawatir jika anak terlihat hanya makan sedikit dari hidangan yang disajikan di meja makan.
“Anak-anak sangat pandai dalam mengetahui seberapa banyak makanan yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan tubuh mereka. Hal terbaik yang bisa kita lakukan sebagai orang tua adalah memberikan sebanyak mungkin pilihan makanan,” kata Nimali Fernando.
Jangan pula memaksa anak untuk makan ini dan itu atau menyajikan menu makanan khusus untuk anak di meja makan. Pola makan yang sehat akan terbentuk jika orang tua membiarkan anak memakan apa pun yang disajikan di meja makan tanpa membeda-bedakan bahwa ini makanan orang dewasa dan yang itu makanan anak. Suasana makan bersama keluarga biasanya akan mendorong anak untuk mencontoh cara makan orang dewasa di sekitarnya.
