TEMPO.CO, Jakarta - Data Organisasi Alergi Dunia (WAO) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 37 persen masyarakat di dunia mengidap alergi. Ini dapat meliputi alergi makanan seperti kacang dan telur, ataupun sesuatu yang terhirup seperti tungau debu rumah dan sari tumbuhan.
Baca: Hindari Alergi pada Anak, Kenalkan Kacang-kacangan Sejak Dini
Menurut konsultan dan imunologi anak Budi Setiabudiawan, alergi dapat dipicu oleh berbagai hal. Ada dua faktor utama seorang terkena alergi. Menurutnya, hal pertama yang memicu alergi pada anak ialah genetik atau keturunan. Keturunan itu dilihat dari ayah, ibu dan saudara kandung. Sehingga, kakek dan nenek tidak dapat diperhitungkan dalam mendukung anak untuk terjangkit alergi.
“Kalau ayah dan ibu ada riwayat alergi, kemungkinan anak untuk mendapatkan alergi yang sama adalah 80 persen. Kalau salah satu orang tua saja yang ada alergi, itu menyumbang 40 persen. Dan kalau saudara kandung memiliki alergi, kemungkinan dia terjangkit, 30 persen,” katanya dalam acara SGM Eksplor Soya yang bertajuk kampanye #BundaTanggapAlergi di Jakarta.
pada 10 April 2019.
Kelahiran secara caesar juga disebut sebagai penyumbang utama dalam meningkatkan alergi pada anak lainnya. Budi mengatakan bahwa operasi caesar menyebabkan penundaan perkembangan bakteri baik dalam usus. Sehingga, ini dapat menyebabkan perubahan perkembangan sistem daya tahan tubuh bayi. Bahkan, meningkatkan risiko penyakit alergi pada si kecil.
“Bayi yang lahir dari proses persalinan normal akan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat karena mewarisi bakteri sehat dari ibunya. Jadi jangan berlomba-lomba operasi caesar. Lebih baik normal,” katanya.
Baca: Bedanya Alergi dan Intoleransi Makanan
Ia juga mengatakan bahwa apabila anak-anak sudah terlanjur terjangkit alergi, upaya untuk mengendalikannya sangat penting untuk dilakukan. Sebab, alergi tidak dapat disembuhkan dan dapat berdampak untuk jangka panjang. “Sekali sudah kena, akan terus berkelanjutan. Tapi harus dikendalikan ya. Karena kalau tidak, bisa komplikasi di pencernaan,” katanya.