Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

1 dari 3 Pasien Kanker Jalani Pengobatan Alternatif, Risikonya?

image-gnews
Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling ditakutkan karena banyak yang berakhir dengan kematian. Tak heran, pasien pun berusaha dengan segala cara untuk meraih kesembuhan.

BacaImunoterapi jadi Harapan Baru untuk Pengobatan Kanker Paru-paru

Selain pengobatan medis, tak jarang pasien juga menjalani pengobatan alternatif. Sayangnya tidak sedikit dari pasien yang enggan memberitahukan pengobatan tersebut pada dokter.

Sebuah riset yang telah dipublikasikan oleh JAMA Oncology menyebutkan bahwa dari sekitar 3.100 pasien kanker yang menanggapi pertanyaan tentang kanker dan penggunaan pengobatan alternatif melalui Survei Wawancara Kesehatan Nasional 2012, lebih dari 1.000 pasien dilaporkan menggunakan satu atau lebih dari obat alternatif selama tahun sebelumnya. Artinya, satu dari tiga pasien kanker menjalani pengobatan ini. 

Dan dari jumlah tersebut, sekitar sepertiga mengatakan mereka tidak memberi tahu dokter apabila mengkonsumsi dan menggunakan pengobatan alternatif itu.

Rupanya, hal ini dapat berpotensi masalah sebab pengobatan alternatif dapat menimbulkan risiko kesehatan. Apalagi jika pasien menghentikan perawatan konvensional dan beralih sepenuhnya pada pengobatan alternatif.

Dikutip dari Time, Jumat, 12 April 2019, Para peneliti menjelaskan bahwa secara umum, pengobatan alternatif tidak menakar dan mengukur kadar terapi dengan baik. Mereka tidak menggunakan cara yang tepat seperti bagaimana pendidikan yang telah diterima dokter.

Contohnya adalah pemberian tingkat antioksidan yang tinggi. Ini dapat mengganggu proses radiasi pada pasien. Selain itu, suplemen herbal yang dapat menjadi berbahaya ketika dicampur dengan obat resep tertentu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Itu sebabnya, dokter tidak merekomendasikan melakukan pengobatan alternatif. Justru, mereka akan mengimbau untuk melakukan aktivitas pendukung kesembuhan yang berupa intervensi pikiran dan tubuh. Ini tentunya tidak berhubungan dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh layaknya pengobatan alternatif, namun mencangkup yoga, tai chi, dan meditasi.

Para ahli onkologi mengatakan bahwa aktivitas pendukung yang mereka berikan ini dipercaya dapat membuat tubuh pasien menjadi tetap bugar dan berenergi ketika akan menjalani perawatan. Selain itu, hal tersebut juga dapat mengurangi efek samping dari terapi konvensional dan meningkatkan kualitas tidur pasien. Oleh karena itu, banyak rumah sakit yang membuka pusat pengobatan alternatif dengan menawarkan program ini.

Selain dari suplemen dan terapi alternatif, pasien juga sering berkonsultasi ke ahli tulang dan terapis pijat. Sejumlah kecil juga melakukan hal-hal seperti akupunktur, terapi energi atau perawatan homeopati.

Sayangnya, meski beberapa penelitian menemukan bahwa akupunktur dapat membantu rasa sakit, hanya ada sedikit bukti yang mengatakan bahwa ini dapat memulihkan energi. Sebuah tinjauan besar pada tahun 2015 dari studi tentang homeopati juga menemukan bahwa praktik tersebut tidak memiliki cukup bukti untuk mendukung efektivitasnya.

Baca: Ampuhnya Kacang Kenari Melawan Kanker Payudara

Dengan segala bukti yang ada, dapat dilihat bahwa semua alternatif yang dijalani memiliki efek yang baik untuk tubuh. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengkonsultasikan pilihan alternatif pengobatan kanker atau penyakit lainnya kepada dokter sebelum dijalankan.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | TIME

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

13 jam lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

15 jam lalu

Presiden Joko Widodo memberi pengarahan dalam acara Peringatan 22 Tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu 17 April 2024. Indonesia telah dinyatakan secara aklamasi diterima sebagai Anggota Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrorism Financing (full membership). Keberhasilan tersebut diperoleh dalam FATF Plenary Meeting di Paris, Perancis yang dipimpin oleh Presiden FATF, MR. T. Raja Kumar pada Rabu, 25 Oktober 2023. TEMPO/Subekti.
Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

18 jam lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

21 jam lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

1 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

2 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

2 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

4 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

5 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

7 hari lalu

Ilustrasi selingkuh. Shutterstock
Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.