TEMPO.CO, Jakarta - Puting beliung disebut sebagai salah satu bencana alam yang sedang marak di Indonesia selama musim pancaroba ini. Sejak awal 2019, beberapa fenomena puting beliung seperti di Aceh dan Bandung tak luput dari pemberitaan. Kondisi ini membuat masyarakat harus selalu waspada.
Baca: Awalnya Hareudang Lalu Dingin, Ridwan Kamil : Awas Puting Beliung
Kepala Bidang Informasi Iklim Terapan Klimatologi BMKG, Marjuki, mengimbau masyarakat untuk selalu bersiap jika puting beliung datang. Bagaimana mengetahui bahwa bencana alam ini akan datang?
Marjuki mengatakan bahwa ada tanda yang sering muncul sebelum puting beliung datang, yaitu hujan lebat yang disertai petir. Kondisi ini secara umum terjadi pada sore dan malam hari. Sedangkan pada pagi harinya, awan akan berbentuk columbus atau bunga kol.
“Kalau Anda merasakan ciri-ciri tersebut, ditambah dengan angin kencang, bisa jadi itu adalah pengantar puting beliung,” katanya yang ditemui TEMPO.CO di kantor Kemenkes, Jakarta, Kamis, 18 April 2019.
Nah, apabila seluruh ciri terkonfirmasi dan benar terjadi puting beliung, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari tempat berlindung yang kuat dan aman. Bisa berupa pusat perbelanjaan, gedung kantor atau hotel, serta rumah.
“Jangan sekali kali berteduh pada pohon ya. Ini yang sering salah. Walaupun kokoh, ada kemungkinan akan tumbang. Jadi harus tetap yang berbentuk bangunan,” katanya.
Selain itu, ia mengimbau untuk menyediakan alat penerangan seperti senter. Sebab, dalam keadaan ini, dapat dipastikan aliran listrik di sekitar Anda mati. Genangan air atau banjir juga harus dihindari. Sebab, puting beliung dipercaya membawa polusi yang luar biasa kepada setiap genangan air.
“Banyak penelitian di Amerika Serikat yang membuktikan kalau genangan air saat dan setelah puting beliung sangat mematikan. Jadi harus dihindari,” katanya.
Baca: Angin Puting Beliung Terjang Aceh, Ini Penyebab dan Tandanya