Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Kartini, Tahu Larangan untuk Wanita di Era Kartini Dulu?

image-gnews
Raden Ajeng Kartini (kanan) bersama saudarinya, Kardinah (tengah), dan Roekmini. wikipedia.org
Raden Ajeng Kartini (kanan) bersama saudarinya, Kardinah (tengah), dan Roekmini. wikipedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Kartini menjadi salah satu perjuangan emansipasi wanita di Indonesia. Di era Raden Ajeng Kartini, yang lahir pada 21 April 1879, kehidupannya harus mengikuti tradisi pada masa itu. Misalnya saja tak bisa menuntut ilmu hingga jenjang yang tinggi, dipingit, menikah muda. Sementara, para wanita di belahan dunia lain sudah bisa melakukan banyak hal, seperti pendidikan tinggi hingga menjadi ilmuwan, dan melakukan berbagai aktivitas di luar rumah, termasuk olahraga. 

Baca: Hari Kartini, Pertamina Beri Diskon Elpiji Bright Gas Rp 21 Ribu

Bagi para wanita, terutama yang gemar berolahraga, pasti bisa membayangkan betapa tidak enaknya tak bisa melakukan kegemaran tersebut. Padahal di masa Kartini, olahraga sudah banyak dilakukan oleh para perempuan di dunia barat.

Menurut laman Japanese Center for Research on Women in Sport, sejarah wanita dan olahraga sudah dimulai pada abad ke-19. Menjelang akhir abad ke-19, atau masa Kartini hidup, para wanita sudah banyak yang bermain tenis, golf, ski, menunggang kuda, menekuni panahan, terutama perempuan kalangan atas dan bangsawan.

Dalam foto-foto yang menggambarkan kegiatan olahraga para wanita di masa lalu, terlihat mereka melakukan aktivitas fisik itu dengan pakaian yang mungkin di masa sekarang terkesan ribet dan tidak praktis. Para pemain tenis di masa itu, misalnya, masih mengenakan rok panjang hingga mata kaki, blus lengan panjang, atau bisa juga berupa baju terusan panjang dan juga berlengan panjang, serta topi yang di masa kini tampaknya lebih cocok untuk piknik.

Atlet-atlet putri sudah berpartisipasi pada Olimpiade ke-2 pada 1900. Olimpiade modern pertama digelar di Athena, Yunani – tempat asal Olimpiade kuno – pada 1896 dan hanya diikuti oleh atlet-atlet putra Yunani.

Menurut Komite Olimpiade Internasional (IOC), hanya 12 atlet putri yang tampil pada Olimpiade ke-2 dari total 1066 peserta dari 19 negara. Ke-12 wanita itu hanya turun di dua cabang, golf dan tenis. Pada awal abad ke-20 itu pula renang mulai menjadi olahraga yang digemari para wanita dan akhirnya dilombakan pada Olimpiade ke-5 di Stockholm, Swedia, pada 1912.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di cabang tenis, nomor untuk putri di Wimbledon sudah dipertandingkan sejak 1884, atau tujuh tahun setelah turnamen akbar itu digelar untuk pertama kali. Adalah Maud Watson yang menjadi juara putri Wimbledon pertama.

Di Amerika Serikat, menurut The Sport Journal, hingga 1870 wanita hanya berolahraga dengan sifat rekreasional, bukan kompetitif, seperti berkuda, berenang, dan olahraga dayung. Barulah pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, wanita memasuki era kompetisi dengan terbentuknya banyak klub olahraga, misalnya klub atletik. Setelah itu, tenis, panahan, dan boling makin populer di kalangan perempuan.

Baca: Cara Sri Mulyani Memuji Kartini Kemenkeu

Bagaimana di Indonesia? Di era Kartini, olahraga sudah dilakukan, tapi oleh para wanita Belanda. Salah satu permainan yang populer adalah korfball. Dalam bahasa Belanda korf berarti keranjang, jadi permainan ini mirip bola basket, dan diciptakan oleh Nico Broekhuijsen pada 1902. Dalam sebuah foto di laman sejarah juga terlihat kumpulan para wanita dan pria Belanda di sela-sela acara main tenis.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | JUNTENDO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Semangat Hari Kartini dalam Transformasi Kepemimpinan Perempuan di Jasa Marga

16 jam lalu

Semangat Hari Kartini dalam Transformasi Kepemimpinan Perempuan di Jasa Marga

27 persen perempuan sebagai pimpinan puncak perusahaan.


Menginspirasi Kartini Masa Kini: Fashion Show Mom and Kids di Hotel Grand Whiz Poins Simatupang Jakarta

17 jam lalu

Kartini Masa Kini Fashion Show Mom and Kids di Hotel Grand Whiz Poins SimatupangJakarta.
Menginspirasi Kartini Masa Kini: Fashion Show Mom and Kids di Hotel Grand Whiz Poins Simatupang Jakarta

Juga ada talkshow tentang bagaimana menjadi Kartini masa kini yang tangguh dan mandiri.


PT Pegadaian Dukung Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan

1 hari lalu

PT Pegadaian Dukung Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan

Dalam rangka memperingati Hari Kartini, PT Pegadaian dukung Kegiatan Edukasi Keuangan bertema "Perempuan Cerdas Keuangan, Perempuan Indonesia Hebat" yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).


Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

1 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.


Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya

2 hari lalu

Film Kartini. Foto: Netflix
Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya

Film-film yang menggambarkan perjuangan R.A Kartini


Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

2 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director International Finance Corporation (IFC) Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat, Ahad, 21 April 2024. Sumber: Instagram @smindrawati
Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.


Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama

2 hari lalu

Komunitas Bakul Budaya membacakan surat-surat R.A Kartini di Pelataran FIB UI, Depok, Sabtu, 20 April 2024. (Dok. Humas Bakul Budaya UI)
Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama

Potongan-potongan surat RA Kartini yang menunjukan perjuangan wanita


Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

3 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.


Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

3 hari lalu

Aktivis perempuan termasuk dosen dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar aksi Kampus Menggugat dalam peringatan Hari Kartini di Balairung UGM Yogyakarta Minggu 21 April 2024. Dok.istimewa
Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

Kegiatan Kampus Menggugat ini menyorot kondisi demokrasi di penghujung kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan alumnus UGM.


Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

3 hari lalu

Raden Ajeng Kartini bersama dua saudarinya Kardinah dan Roekmini. Wikipedia/Tropenmuseum
Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.