TEMPO.CO, Jakarta - Banyak ibu hamil ragu untuk menjalankan ibadah puasa selama Ramadan. Dikhawatirkan, selama berpuasa, asupan nutrisi untuk janin tidak dapat terpenuhi sehingga menghambat pertumbuhannya. Tapi tak sedikit juga yang tetap berpuasa.
Baca: Kaki Ibu Hamil Bengkak, Rajinlah Jalan Kaki dan Rasakan Manfaat
Menurut pakar gizi klinis Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, Juwalita Surapsari, wanita hamil diperbolehkan puasa dengan kondisi tertentu. “Wanita hamil boleh berpuasa pada trimester kedua dan ketiga. Trimester satu pun diperbolehkan kalau tidak ada keluhan dan status gizinya baik,” kata Juwalita dalam acara “Panduan Nutrisi selama Berpuasa pada Kondisi Khusus” di Jakarta, Senin, 29 April 2019.
Menurut dia, trimester pertama dalam kehamilan adalah saat-saat genting. Di masa inilah terjadi proses pembentukan organ-organ tubuh janin, seperti jantung dan otak. Ketika proses ini, kebutuhan gizi ibu hamil harus terpenuhi agar tidak mengganggu pertumbuhan janin.
Saat hamil, kebutuhan gizi meningkat sebesar 180 kalori pada trimester pertama dan 300 kalori pada trimester kedua dan ketiga. Ibu hamil tetap dapat memenuhi kebutuhan gizi tersebut saat berpuasa dengan mangatur pola makan ketat.
Baca Juga:
Misalnya, saat bangun sahur meminum segelas susu. Lalu menjelang imsak mengonsumsi makanan lengkap terdiri dari karbohidrat, serat, lemak, protein, dan vitamin-mineral. Saat berbuka puasa, ibu hamil bisa memilih buah kurma, ditambah dengan semangkuk bubur kacang hijau.
Lalu, saat makan malam mengonsumsi makanan lengkap, ditambah dengan buah-buahan. Sebelum tidur, ibu hamil bisa ngemil edamame yang tinggi protein dan segelas susu.
Satu lagi yang perlu diperhatikan adalah asupan cairan. “Penambahan cairan pada ibu hamil sebesar 300 mililiter per hari dari kebutuhan normal 8 gelas (2.000 mililiter) per hari. Jangan sampai dehidrasi, sebab cairan juga diperlukan untuk membentuk cairan ketuban,” kata Juwalita.
Juwalita juga menambahkan, ada beberapa kondisi yang patut diwaspadai pada ibu hamil yang berpuasa. Kondisi itu antara lain ketika berat badan tidak naik sesuai periode kehamilan atau bahkan menurun, haus berlebihan, jarang buang air kecil dan warnanya gelap, sakit kepala atau demam sebagai tanda dehidrasi, mual dan muntah, gerak janin berkurang, dan nyeri perut seperti kontraksi.
Baca: Hamil Lalu Makan Lebih Banyak untuk Berdua, Mitos atau Fakta?