TEMPO.CO, Jakarta - Sejak zaman dahulu kurma dijadikan menu pilihan favorit untuk berbuka puasa. Ini bukan tanpa sebab. Buah yang banyak tumbuh di gurun pasir ini memiliki kandungan nutrisi yang bermanfaat untuk perut kosong.
Baca: Hindari Begah Saat Buka Puasa Dengan Pilihan Menu ini
Pakar gizi klinis dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, Juwalita Surapsari mengatakan bahwa makanan ini memiliki rasa manis dan kaya serat. Kandungan gulanya dapat menggantikan energi yang hilang selama berpuasa dengan cepat. Meskipun manis, indeks glikemik kurma tergolong sedang sehingga tidak cepat menaikkan kadar gula darah.
"Jadi, orang diabetes juga boleh makan kurma dua sampai tiga butir," ujar dia.
Selain itu, kurma mengandung kalium tinggi. Kalium adalah jenis elektrolit yang sangat penting untuk fungsi saraf dan otot, terutama otot jantung. “Jadi biasanya orang yang berpuasa, apalagi jika ia berolahraga mengeluarkan keringat yang cukup banyak, kalium akan keluar. Kalium akan pulih lagi kalau makan kurma,” ujar dia, akhir April lalu.
Selain bain untuk otot jantung, kalium pada kurma juga berfungsi untuk mengontrol tekanan darah. “Kalium ini kebalikan natrium,” kata Juwalita.
Natrium, yang ada pada garam, sebenarnya bisa menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Mineral ini juga berperan dalam kerja otot dan saraf. Tapi jika berlebihan, natrium bisa menyebabkan Anda mengalami kelelahan, pusing, mual, muntah, kejang otot, dan dikaitkan dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Baca: Pola Makan yang Sehat Selama Berpuasa Menurut Ahli Gizi
Dikutip dari Livestrong, kurma juga mengandung tinggi potasium dan magnesium. Potasium berguna untuk membangun otot, metabolisme karbohidrat, dan mengontrol keseimbangan asam-basa Anda. Sedangkan magnesium berguna membantu sintesis protein, kontrol glukosa darah, dan fungsi otot dan saraf dalam tubuh Anda, dan membantu mengatur tekanan darah.