TEMPO.CO, Jakarta - Pakar kesehatan menyarankan agar seseorang perlu memperbaiki durasi tidur mereka yang kurang dibanding melakukan latihan fisik, terutama pada Ramadan. "Kalau kurang tidur, diperbaiki dulu tidurnya. Tapi, kalau mengantuk sedikit ya wajar," ujar dokter spesialis kedokteran olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rachmad Wishnu Hidayat dalam pesan eletronik kepada Antara di Jakarta, Rabu 8 Mei 2019.
Baca: Sulit Bangun Tidur untuk Sahur? 4 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya
Wishnu mengatakan seseorang yang tetap memaksakan berlatih fisik dengan kondisi kurang tidur akan berisiko cedera.
Sementara, peneliti dari Stanford University dan the University of California San Francisco Cheri Mah, seperti dilansir Time, mengatakan kualitas aktivitas fisik dan tidur saling berhubungan.
Namun jika harus memilih, tidur berkualitas perlu menjadi prioritas karena kebutuhan mendasar Anda. Orang dewasa, dalam sebagian besar literatur ilmiah, membutuhkan minimal tujuh jam tidur setiap malam.
Pakar kesehatan dari Brigham and Women’s Hospital and Harvard Medical School di Boston Charles Czeisler mengatakan tidur yang cukup bisa mengurangi risiko cedera saat beraktivitas fisik sekaligus memulihkan otot.
Kurang tidur, menurut Charles, akan melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat orang lebih cenderung menjadi sakit yang berarti membuat dia tak beraktivitas fisik.
Baca: Ngantuk saat Bekerja Sambil Berpuasa? Siasati dengan Cara Ini
Seseorang yang mengorbankan tidur akan menemui berbagai masalah mulai dari kenaikan berat badan, penyakit kardiovaskular dan diabetes, selain masalah kesehatan lainnya.