TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun berpuasa, kebutuhan cairan tubuh tetap harus dipenuhi agar tetap bugar dan tidak dehidrasi. Idealnya, cairan yang masuk ke tubuh sebanyak delapan gelas atau sekitar dua liter per hari. Namun, asupan cairan ini tak melulu berasal dari air putih.
Baca: Sayangi Ginjal, Minum Air Putih Haruskah 8 Gelas Per Hari?
"Siasati bukan hanya dengan air putih, karena kalau air putih semua bisa kembung dan enggak nyaman. Tidak semua orang suka air putih," kata ahli nutrisi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia atau Persagi, Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, kepada Antara melalui sambungan telepon, Jumat, 10 Mei 2019.
Selain air putih, asupan cairan juga bisa didapat dari sayur. Jadi, ketika makan di bulan Ramadan, ada baiknya Anda memilih sayur yang berkuah banyak ketimbang sayur yang biasanya digunakan sebagai lalapan atau sayuran yang ditumis. Menu sayur bening, sayur lodeh, sayur asem mungkin bisa menjadi pilihan.
"Sayuran berkuah banyak seperti sayur bening, atau dengan santan encer seperti sayur lodeh. Minum dengan kuah itu karena justru lebih bertahan di tubuh karena sudah ada elektrolit dari sayuran," kata ujar Rita.
Begitu juga dengan buah, sebaiknya pilih buah yang mengandung air banyak seperti melon dan semangka, daripada buah-buahan yang biasa disajikan dalam bentuk salad.
Hanya saja, saat Anda mengonsumsi makanan-makanan ini saat sahur akan membuat Anda lebih sering berkemih pada pagi hari. Menurut Rita, hal ini normal dan tak perlu Anda khawatirkan.
Kebutuhan cairan dua liter perhati tak mutlak. Batas minimal tergantung pada berat badan masing-masing orang dan aktivitas yang dia lakukan.
Baca: Hindari Dehidrasi Saat Puasa dengan Rumus 2-4-2
"Kita terhidrasi dengan baik ketika 40 cc setiap kg berat badan dapat cairan. Jadi kalau punya berat badan 50 kilogram memang dianjurkan 2 liter. Tetapi nanti dari berat tubuh dipengaruhi misalnya keringat keluar banyak itu harus ditambah lagi," demikian, kata dia.
ANTARA