Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gagal Jantung dan Stroke, Penyebab Kematian Petugas KPPS

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi gagal jantung (Pixabay.com)
Ilustrasi gagal jantung (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gagal jantung dan stroke menjadi dua penyakit terbanyak yang menyebabkan meninggalnya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau KPPS pada pemilihan Umum atau Pemilu 2019.

Baca: Sebelum Divonis Gagal Jantung, Kondisi Ini Sering Dialami Pasien

Kesimpulan itu diambil setelah investigasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan di 17 provinsi. Berdasarkan data, jumlah petugas KPPS yang meninggal dunia sebanyak 445 orang dan jumlah petugas KPPS yang sakit sebanyak 10.007 orang.

"Penyebab terbanyak karena gagal jantung, kedua stroke," kata Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Tri Hesty Widyastoeti di kantor Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia di Jakarta, Senin, 13 Mei 2019.

Menurut laman Mayo Clinic, gagal jantung terjadi ketika otot jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya. Penyebabnya beragam, mulai dari arteri yang menyempit (penyakit arteri koroner) atau tekanan darah tinggi yang secara bertahap membuat jantung Anda terlalu lemah atau kaku untuk diisi dan dipompa secara efisien. Umumnya kondisi terjadi seiring dengan bertambahnya usia.

Kondisi ini meningkatkan risiko kematian akibat serangan jantung mendadak. Sekitar 50 persen orang yang gagal jantung akan meninggal lima tahun setelah mereka menerima diagnosis penyakit ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun stroke terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang. Kondisi ini terjadi akibat penyumbatan, disebut dengan stroke iskemik, yang biasanya disebabkan oleh kolesterol. Stroke juga bisa terjadi karena pecahnya pembuluh darah, disebut stroke hemarogik, karena hipertensi.

Karena tidak ada pasokan darah, otak tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi sehingga sebagian sel-selnya mengalami kematian. Akibatnya, bagian tubuh yang dikendalikan oleh sel-sel itu tidak dapat berfungsi. Jika ditangani terlambat, penyakit ini bisa menyebabkan kecacatan bahkan kematian. 

Baca: Tak Semua Pasien Gagal Jantung Bisa Gunakan CRT, Ini Kriterianya

Kedua penyakit ini umumnya diderita oleh orang berusia lebih tua. Tapi, kini orang berusia produktif juga banyak menderita dua penyakit ini akibat gaya hidup yang tidak sehat. Baik gagal jantung maupun stroke saat ini menjadi dua di antara penyakit tidak menular penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

ANTARA | MAYO CLINIC 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

10 jam lalu

Ilustrasi stroke. autoimuncare.com
Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

Masyarakat diimbau mengontrol gula darah, tekanan darah, dan kolesterol demi mencegah serangan stroke yang bisa datang kapan pun.


Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

18 jam lalu

Ilustrasi wanita menggunakan penutup mata saat tidur. Foto: Freepik.com/senivpetro
Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.


Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

6 hari lalu

Ilustrasi tumor mata
Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

Banyak istilah medis yang sering dipahami dengan keliru. Berikut di antaranya.


Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

8 hari lalu

Ilustrasi wanita diet. Freepik.com/Schantalao
Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

13 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

15 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

Penelitian baru-baru ini menemukan gejala penyakit jantung yang biasanya terjadi di pagi hari. Berikut penjelasannya.


Makanan Bersantan Siap Menyerbu Saat Lebaran, Ahli Gizi: Jangan Dipanaskan Berulang

17 hari lalu

Ilustrasi opor ayam. shutterstock.com
Makanan Bersantan Siap Menyerbu Saat Lebaran, Ahli Gizi: Jangan Dipanaskan Berulang

Anda sudah siapkan opor, rendang hingga gulai untuk hidangan Lebaran? Ingat pesan dokter gizi soal makanan bersantan


5 Gejala Stroke Ringan, Jangan Diabaikan karena Bisa Jadi Kasus Lebih Besar

20 hari lalu

Ilustrasi stroke. scrubbing.in
5 Gejala Stroke Ringan, Jangan Diabaikan karena Bisa Jadi Kasus Lebih Besar

Gejala stroke ringan diklaim bisa hilang dalam 24 jam namun tak boleh dianggap serius. Berikut beberapa gejala dan apa yang perlu dilakukan.


Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

26 hari lalu

Ilustrasi stroke. healthline.com
Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.


Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

27 hari lalu

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk
Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

Masih banyak orang yang salah kaprah terkait epilepsi. Dokter beri faktanya untuk meluruskan.