TEMPO.CO, Jakarta - Nama Syed Saddiq sempat menjadi pembicaraan hangat kerika terpilih menjadi Menteri Belia dan Sukan alias Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia. Bagaimana tidak, ia baru 25 tahun saat ditunjuk Mahatir Mohamad. Di Hari Ibu Sedunia, Syed Saddiq bercerita tentang superwoman yang membuatnya sukses di usia belia.
Baca: Meghan Markle Rayakan Hari Ibu Pertama bersama Archie
Superwoman itu adalah ibunya, Sharifah Mahani. Di akun Instagramnya, Syed Saddiq bercerita bahwa sang ibunya selalu mendukung dia dalam keadaan apa pun, mulai dari ketika ia terjatuh dari sepeda, saat dirawat karena kebodohannya merokok demi terlihat keren, juga ketika mengesampingkan studi di Oxford dan beasiswa demi memulai perjalanan besarnya.
Ia juga menceritakan masa-masa ketika ia menjadi oposisi pemerintah. Ia pernah dicari-cari polisi pukul dua dini hari di rumahnya, akibat ucapannya yang dianggap vokal. Dan ibunya selalu mendukungnya.
Ketika ia lulus dari International Islamic University Malaysia (IIUM), ia sempat sedih karena dilarang menghadiri upacara kelulusan. “Saya ingat bagaimana Ibu meminjam toga dan membuat kejutan untuk menghibur saya,” tulis dia, Minggu, 12 Mei 2019.
Bagi Syed, Sharifah Mahani adalah superwoman. Sang ibu menjalankan perannya sebagai istri sekaligus pengajar yang berkomitmen tinggi. Setiap pagi ibunya bangun pukul 5 pagi untuk membantu persiapan ayahnya bekerja di Singapura, lalu mengajar dan kembali ke rumah siang hari. Lalu ibunya memasak makan siang. Sore hari kembali mengajar dan kembali untuk masak makan malam. Setelah itu ibunya kembali mengajar kelas malam.
“Aku berutang padamu selamanya, Mama. Aku tidak peduli dipanggil anak laki-laki mama,” kata dia.
Ia juga mengungkapkan keyakinannya bahwa di balik kesuksesan seorang pria, pasti ada peran seorang wanita. “Sering kali wanita itu adalah ibunya. Itulah ceritaku. Selamat Hari Ibu, Mama. Satu-satunya wanita super saya,” kata dia.
Baca: Acha Septriasa Maknai Hari Ibu Semangat untuk Mendidik Anaknya
Syed Saddiq adalah menteri termuda dalam sejarah Malaysia. Keterlibatannya pada politik berawal dari ketertarikannya pada debat. Ia juga pernah bekerja sebagai peneliti di Pemerintahan Malasyia sebelum memutuskan ikut pemilihan legslatif. Hanya tiga bulan di parlemen, ia pun di percaya menduduki jabatan menteri. Dan di balik karier politiknya yang cemerlang, ada sosok ibu yang selalu disayanginya.